Menaklukan Aransemen Ronald Steven Dalam Hitungan Jam
Setelah sukses manggung perdana di Prambanan Jazz Festival beberapa saat lalu, kini MLDJAZZPROJECT Season 4 sedang mempersiapkan album perdana mereka, Urbaners! Terdiri dari 6 lagu pribadi yang diciptakan oleh masing-masing personel dan 4 cover song hasil aransemen Ronald Steven. Lagu yang dipilih music director kondang ini pun nggak main-main, Urbaners! Melainkan lagu-lagu lama yang cukup hits pada masanya. Nah, PR untuk para personel MLDJAZZPROJECT Season 4 bagaimana menaklukan aransemen dari Ronald Steven serta mengeluarkan warna mereka tersendiri pada lagu yang sangat familiar di masyarakat.
Eits, jangan membayangkan bahwa mereka latihan dengan tegang dan serius, karena pada reherseal perdana pada 7 Juli 2019 lalu, justru para personel yang terdiri dari Puspallia Panggabean - Kategori Vocal, Hafiz Aga - Kategori Bass, Yousa Sondakh - Kategori Gitar, Noah Revevalin - Kategori Keys, Timoti - Kategori Drum mengulik aransemen dari Ronald Steven tersebut penuh dengan sukacita. Aransemen yang baru didapatkan beberapa hari sebelum reherseal perdana ini dibedah bersama-sama oleh mereka. Melakukan pemecahan menjadi beberapa part, hingga membuatkan melodi untuk personel lain, itulah kegiatan yang mereka lakukan selama seharian penuh. Tidak ketinggalan candaan dan celetukan lucu yang membuat latihan mereka menjadi lebih menyenangkan. Bagaimana sih keseruan reherseal perdana mereka kemarin? Check this out!
Aransemen yang Membuat Shock
Raut muka kaget dengan mata terbelalak dan menatap satu sama lain sambil fokus mendengar, inilah yang terjadi saat mereka mendengarkan aransemen Ronald Steven. Bagaimana tidak, meskipun keempat lagu tersebut sudah sangat eksis, tetapi aransemen Ronald Steven benar-benar mindblowing dan membuat kaget para personel. Selain tricky, mereka tidak menyangka bahwa lagu-lagu legendaris tersebut dapat menjadi lagu seperti itu. Pada salah satu lagu tersebut ada juga yang memiliki suasana etnik jazz yang seru banget untuk didengar. Saat awal latihan, para personel memutar lagu tersebut ratusan kali sambil membayangkan part-nya masing-masing. Sempat bingung ingin memulai dari mana, tidak membuat mereka menyerah. Justru mereka bersama-sama mencari celah untuk memahami lagu-lagu tersebut hanya dengan mendengarnya.
Mengulik dengan Cara Masing-masing
Setelah mendengarkan ratusan kali, para personel mempunyai cara masing-masing untuk mendengarkan dan memahami setiap part pada lagunya. Seperti Yosua sang gitaris, ia terlihat sangat fokus mendengarkan aransemen Ronald Steven dengan headset sambil memetikkan gitarnya mengikuti nada yang terdengar di telinga. Lalu Noah sang keyboardist sibuk mencatat part melodi setiap instrumen yang membuat aransemen tersebut lebih terbaca sambil sharing dengan Hafiz Aga.
Dan Timoti yang tiduran dibalik drum terlihat fokus mendengarkan sambil memejamkan mata berusaha mempertajam pendengarannya dalam part drum pada lagu tersebut.
Tidak Memerlukan Waktu Lama untuk ‘Memecahkan’ Aransemen Ronald Steven
Setelah puas mendengarkan aransemen dari Ronald Steven tersebut, para personel MLDJAZZPROJECT Season 4 mulai berembuk dan mengutarakan pendapatnya masing-masing dalam membedah ke-4 lagu tersebut. Awalnya mereka mengikuti bagan yang Ronald Steven sudah berikan, lalu dengan bantuan Noah, mereka pun memecah satu lagu menjadi beberapa bagian, sehingga lebih mudah dalam memahaminya. Nggak jarang Noah juga membantu menjaga ritme dengan tepukan tangannya. Latihan yang dimulai pukul 15.00, sudah mulai menemukan titik terang sejam setelahnya. Singkat bukan, Urbaners? Setiap instrumen mulai menemukan celahnya masing-masing, hingga pada akhirnya mereka dapat memainkan lagu dengan aransemen sulit tersebut tanpa backsound melodi yang telah dibuat oleh Ronald Steven.
Chemistry Antara Personel Makin Terasa
Jika berada diantara mereka, lo nggak akan percaya bahwa para personel ini baru kenal saat memenangkan MLDare2PERFORM Season 4 lalu. Pasalnya, kedekatan mereka sudah seperti teman lama. Latihan mereka yang cukup intense ini selalu diselingi canda dan tawa. Bahkan Timoti sempat nyeletuk "Noah itu CPU, kalau kita cuma VGA-nya saja," Semua langsung tertawa kompak kearah Noah saat itu. Agar terhindar dari suntuk dalam mengulik aransemen tersebut, mereka juga sering kali bertukar instrumen. Yosua yang mengikuti Puspa bernyanyi menggunakan mic atau Timoti yang menggeser tahta Noah di keyboard, membuat sore itu terasa lebih nyaman. Menurut mereka, tidak sulit menyatukan chemistry antar personel. Kesukaan musik yang sama membuat mereka cukup cepat dalam berbaur. Malahan lebih dari sekedar dunia permusikan, Urbaners!