Menafsirkan Perjalanan Hidup Bersama Sisir Tanah
Musik folk memang identik dengan lirik romantis yang cocok didengarkan sambil ngopi santai di sore hari. Tapi nggak semua musik folk isinya hanya cinta-cintaan, Bro. Musisi asal Yogyakarta, Sisir Tanah, membuktikan bahwa genre musik folk juga bisa berisikan isu-isu kompleks. Melalui lagu-lagunya yang bercorak balada, Sisir Tanah banyak mengusung topik seputar lingkungan, kritik sosial, dan refleksi diri. Bahkan, di sela-sela waktu senggangnya sebagai musisi, Sisir Tanah juga merangkap sebagai seorang aktivis kemanusiaan, lho! Simak kisahnya di sini and let’s get inspired!
Generasi Baru Folk Lokal
Tanpa banyak promosi, nama Sisir Tanah tiba-tiba menyeruak ke permukaan skena musik folk indie di tahun 2017. Lagu-lagunya yang sederhana diiringi petikan gitar minimalis memikat telinga banyak orang, membuat namanya melambung dan bersanding setara dengan musisi folk lainnya, seperti Fourtwnty dan Payung Teduh.
Sisir Tanah adalah sebuah proyek musik yang didalangi musisi asal Bantul, DI Yogyakarta, Bagus Dwi Danto. Lagu-lagu yang dinyanyikan Sisir Tanah berasal dari catatan yang ditulis Danto tentang perasaan-perasaannya yang tersusun dari berbagai watak. Luasnya tema yang menjadi inspirasi karyanya itu memiliki satu benang merah, yaitu makna tersurat mengenai cinta, keberpihakan, kedamaian, kebebasan berpendapat dan keadilan sosial.
Meski sudah berkarya selama lebih dari satu dekade, semangat Sisir Tanah untuk terus bermusik nggak pernah padam. Baginya, musik bisa berasal dari banyak hal. “Musik nggak hanya berasal dari musisi. Musik bisa datang dari hembusan angin atau suara kendaraan. Bahkan garuk-garuk kepala juga termasuk musik! Tergantung tafsiran kita aja,” tutur Danto.
Popularitas Meroket Karena Film NKCTHI
Banyak orang menyukai lagu Sisir Tanah karena liriknya yang menyentuh hati sangat relatable dengan kondisi manusia yang selalu berhadapan dengan problematika kehidupan. Meski begitu, tujuan Sisir Tanah dalam bermusik bukanlah untuk mendidik, tapi untuk membantu seseorang menenangkan diri dan mencari kesenangan hidup.
“Aku lebih senang kalau ngomongin tentang proses. Kalau ada beberapa laguku yang seakan menuntut seseorang untuk bersikap lebih berani atau punya kecenderungan keberpihakan, itu sebenarnya cuma salah satu efek yang kubuat aja. Pokoknya aku serahkan ke pendengarnya aja, mau menggunakan musikku itu sebagai apa. Mau sebagai alas kaki atau tutup kepala itu terserah mereka. Hahaha,” ujarnya sambil berkelakar.
Sejak lagunya yang berjudul “Lagu Pejalan” dibawakan oleh pemain film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”, lagu-lagu Sisir Tanah semakin mendapat banyak perhatian para pencinta musik lokal, terutama dari generasi milenial. Mereka menjadikan lagu-lagu Sisir Tanah sebagai sumber penyemangat untuk pantang menyerah dan terus bertahan.
“Awalnya aku kaget dan senang begitu tahu karyaku didengerin banyak orang. Makanya aku sekarang jadi lebih giat dalam merawat pertemanan dan bikin jejaring sama banyak orang. Tapi aku nggak ngotot sih, yang penting berkarya aja dulu,” ungkap musisi yang baru merilis satu album ini.
Menyeimbangkan Musik Tentang Alam dan Manusia
Berselancar di internet adalah salah satu kegiatan yang dilakukan Sisir Tanah untuk mendapatkan inspirasi bermusik. Banyaknya informasi yang tersedia di internet memberikannya kebebasan untuk memilih tema yang bisa disuarakan. Kesadaran Sisir Tanah bahwa manusia nggak hidup sendiri memberinya motivasi untuk mengangkat topik seputar lingkungan, terutama keseimbangan alam.
Selain aktif bermusik, Danto juga sering berpartisipasi di berbagai kegiatan kemanusiaan. Melalui Instagram-nya di @sisirtanah, ia cukup vokal dalam menyuarakan isu-isu yang sedang hangat terjadi. Seperti ketika ia mengutarakan keprihatinannya terhadap kasus di mana 37 keluarga di daerah Kulon Progo, Yogyakarta, digusur paksa karena daerah mereka akan dialihfungsikan menjadi New Yogyakarta International Airport. Kepeduliannya terhadap isu tersebut disampaikannya dengan merilis kembali salah satu lagu di album perdananya “Woh”, yaitu “Lagu Hidup” dalam format digital.
Lebih Menyukai Pertemuan Langsung Daripada Virtual
Salah satu industri yang paling terkena dampak pandemi Covid-19 adalah industri musik. Event musik yang biasanya menjadi wadah berkumpulnya banyak orang, kini terpaksa diberhentikan sementara. Sisir Tanah pun harus memutar otak untuk menyesuaikan dengan kenormalan baru. Salah satu cara untuk tetap menghibur pendengarnya adalah dengan merilis lagu baru dan mengadakan konser virtual.
“Aku merasa manggung malah terasa jadi jauh lebih mudah karena semua serba virtual. Tapi kalau aku pribadi sih lebih senang main di depan penonton langsung dan nggak berjarak. Setelah pandemi, aku ingin cepat-cepat manggung lagi, kolaborasi dengan musisi lain dan tur,” tutupnya.
Ada kabar baik nih buat lo yang sudah nungguin album kedua Sisir Tanah! Ternyata, selama masa pandemi ini, Danto sibuk menggarap album baru yang rencananya akan dirilis di bulan Oktober atau November 2020 Sedikit bocoran, di salah satu track albumnya akan ada kolaborasi dengan Dadang Pranoto dari “Dialog Dini Hari”, lho!
Nah, sambil menunggu album barunya dirilis, lo bisa dengerin 10 lagu rekomendasi Sisir Tanah di bawah ini untuk menemani lo beraktivitas:
- Lagunya Begini, Nadanya Begitu - Jason Ranti
- Anggurman - Jason Ranti
- Pulang Ke Rahim Ibunya - Jason Ranti
- Dua Ratus Dua Belas - Jason Ranti
- Stephanie Anak Senie - Jason Ranti
- Pidato Retak - Sisir Tanah ft. Fajar Merah
- Lagu Baik - Sisir Tanah
- Lagu Pejalan - Sisir Tanah
- Sungil - Sisir Tanah
- Lagu Hangat - Sisir Tanah ft. Soundgardu
Perlahan tapi pasti, kita sama-sama akan melalui masa sulit ini. Kalau lelah, jangan lupa untuk beristirahat sambil dengerin lagu-lagu Sisir Tanah di Spotify dan SoundCloud ya, Bro!