Makna Kekuatan Musik bagi Kehidupan oleh Alex Abbad di MLDSPOT Art & Sound Experience 2017
Pastinya lo sudah penasaran dengan instalasi MLDSPOT Art & Sound Experience di Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2017 nanti kan? Masih di handle oleh seniman terkemuka Handoko Hendroyono karya ini akan sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Dengan arti yang lebih deep dan juga mencakup unsur seni yang lebih luas. Salah satu yang berbeda adalah tahun ini Handoko bekerja sama dengan seorang seniman yang dikenal sebagai aktor, yakni Alex Abbad. FYI, ternyata Alex Abbad ini memulai karirnya dari dunia mural, lho Urbaners!
Menyebut Dirinya Artis Opportunis
Lo pasti mengenal Alex Abbad sebelumnya sebagai seorang aktor ataupun pembawa acara, tapi ternyata Alex terjun ke dunia seni bermula dari seni mural saat tinggal di Hungaria, Budapest. Awalnya ia tertarik bagaimana seniman-seniman mural mengekspresikan sesuatu tanpa mengungkapkan identitasnya dan pada saat itu Alex belum menemukan cara mengekspresikan kejadian yang ada disekitarnya. Dan karena hobi menggambarnya sejak kecil, akhirnya ia terjun ke dunia mural sampai mengikuti kompetisi tingkat internasional.
Kenapa Artis Opportunis? Karena Alex sendiri mengakui bahwa ia tidak ingin stagnan pada satu bidang saja, setiap kesempatan yang ada diambil dan ia juga mengekspresikan apa yang dirasakan melalui berbagai media mulai dari mural, musik, artis dan banyak lainnya.
Campur tangan Alex Abbad di MLDSPOT Art & Sound Experience 2017
Awalnya Handoko dan Alex bertemu pada sebuah pembuatan film, Alex yang ingin kembali ke dunia mural tetapi belum ada konsep dan media yang tepat sharing dengan Handoko. Dan setelah diskusi bersama mengenai Art & Sound Experience mereka merasa ada kecocokan tentang ide Alex dan konsep Handoko itu sendiri. Alex Abbad bersama Handoko merupakan conceptor dari instalasi ini, ide gila robot gurita dan juga patung flute man berasal dari Alex. tidak hanya itu, Alex juga mengerjakan artwork sablon dengan menggunakan media papan yang cukup besar dipadukan dengan seni bebas dari Handoko.
Awal mula adanya patung flute man dan robot gurita
Pasti lo bertanya-tanya apa sih kaitannya, flute man dan robot gurita? Ide gila Alex ini diadaptasi dari cerita legenda flute man yang berhasil menghindarkan suatu daerah dari wabah tikus. Ini membuktikan bahwa getaran yang ada pada musik dapat memberi pengaruh pada siapapun, termasuk seekor tikus. Gurita yang merupakan makhluk yang paling cerdas tidak memiliki alat pendengaran, bisa merasakan keadaan sekitar dengan tentakelnya, lagi-lagi lewat getaran. Intinya, patung sebagai perwakilan seluruh musik, dan robot gurita adalah perwakilan seluruh makhluk hidup yang bisa merasakan arti dari sebuah getaran. Musik itu memiliki frekuensi, dan getaran tersebut dapat mempengaruhi mood.
"Se-powerful itu lah musik, bisa mewakili rasa yang kadang tidak perlu diucapkan oleh kata-kata, it's a tool of communication", Ungkap Alex Abbad.
Inspirasi artwork tokoh-tokoh legendaris
Keluar dari Robot Gurita dan patung pemain suling, artwork tokoh-tokoh legendaris dari Alex juga memiliki arti tersendiri. Awalnya, Alex mengakui musik adalah perwakilan suatu kebudayaan, dan Indonesia kaya akan kebudayaan tersebut. Musik juga merupakan saksi dari adanya perkembangan zaman ataupun pergantian musim. Coba deh lo telaah lagi, setiap musim yang berbeda pasti musik yang muncul akan berbeda vibe nya.
Tetapi sayangnya, generasi milenial sekarang ini tidak terlalu mengetahui identitas musik terdahulu. Inilah alasannya kenapa Alex Abbad membuat tembok memorabilia dengan tokoh-tokoh musik legendaris sebagai objeknya. Tujuannya untuk para milenials termotivasi untuk berkarya diluar batasan-batasan yang ada seperti tokoh tersebut.
Harapan Alex Abbad akan instalasi ini
Dalam karya ini, Alex memiliki harapan tersendiri, agar setiap orang menyadari bahwa mereka para musisi-musisi legendaris tersebut adalah bagian kebudayaan zaman yang pernah terjadi, jadi saat audience menikmati instalasi ini, mereka bisa merasakan dan mendengar secara personal apa yang terbaik dari zaman sebelumnya, so they can face the future knowing their elder, eldest way beyond imagination.