Lebih Dekat dengan Museum yang Punya 15 Ribu Alat Musik
Museum adalah tempat di mana lo bisa masuk ke dalam peta dunia dan mengunjungi setiap negara yang ada. Museum nggak selalu berhubungan dengan sejarah atau masa lampau, museum juga bisa menjadi tempat belajar apa sebenarnya yang terjadi di luar sana. Di Phoenix, Arizona Amerika Serikat terdapat museum yang bernama Musical Instrument Museum (MIM) yang menyimpan lebih dari 15 ribu alat musik yang dikumpulkan dari 200 negara di seluruh dunia.
Diambil dari kolektor barang seni
Di luar negeri, semua orang yang memiliki barang antik atau barang yang memiliki karya seni tinggi, pasti akan disumbangkan ke dalam museum. Nah Robert J Ulrich adalah kolektor karya seni dari seluruh dunia. Awalnya Ulrich ini hanya mengoleksi barang seni dari Benua Afrika, tetapi setelah mengunjungi salah satu museum alat musik di Belgia, Ulrich bertekad untuk mendapatkan alat musik dari seluruh dunia.
Berawal dari Benua Afrika yang hampir setiap sukunya mempunyai alat musik yang berbeda, Ulrich berkeliling dunia dan menemukan bahwa setiap budaya atau suku pasti mempunyai alat musik. Dan ternyata, alat musik juga akan mencerminkan budaya, kehidupan sosial dan juga kebiasaan suatu daerah.
Museum ini nggak ramai
Sudah membayangkan bagaimana ramainya museum yang ada 15 ribu alat musik yang tentu suaranya berbeda-beda? Ternyata manajemen dari MIM ini sudah mengantisipasi hal tersebut. Museum yang sudah dibuka sejak tahun 2010 ini ternyata mempunyai cara yang unik, yaitu setiap pengunjung akan mendapatkan headset ketika masuk museum. Ketika sampai di beberapa tempat, para pengunjung bisa memilih untuk mendengarkan alat musik atau kolaborasi dari alat musik tersebut.
Nggak hanya itu, di beberapa spot khusus, ada beberapa alat musik spesial karena pernah dimainkan oleh artis terkenal semacam John Lennon, Elvis Presley, King Sunny dan lain-lain. Dan ada tempat untuk pengunjung yang ingin memainkan alat musik tertentu.
Untuk Indonesia, ada satu set gamelan lengkap dengan wayangnya lho Urbaners. Keren bukan?
Source: kompas.com