Lebih dari Sekadar Dosen, Kenalan dengan The Professor Band!
Kalau mendengar kata-kata seperti ‘dosen’ atau ‘profesor’, lo pasti akan langsung berpikir tentang appearance mereka di kampus, ya nggak sih? Ada yang galak atau ada yang ngerepotin dan sebagainya. Pasti juga kepikiran kalau mereka nggak bisa santai atau bahkan have fun. Nah, tapi untuk para profesor yang satu ini, Urbaners pasti akan kaget banget.
Sekumpulan profesor di Universitas Indonesia ternyata punya band musik yang sudah terbentuk dan mulai perform dari tahun 2003. Mereka sudah pernah tampil di acara Badan Eksekutif Mahasiswa UI, Jakarta Marketing Week, dan bahkan acara HUT ke-50 LEMHANNAS Republik Indonesia, lho! Yuk, kenalan dengan The Professor Band!
Kecintaan pada Musik Jazz
The Professor Band sering memainkan musik jazz, khususnya light jazz. Tetapi mereka juga sering kok tampil dalam genre lain seperti dangdut, pop dan yang paling bikin tercengangnya—musik rock! Soalnya, beberapa personil The Professor Band juga suka banget classic rock.
Terkadang, beberapa dari mereka sering ketemu dan jamming bareng. Yang dimainkan pun juga bukan hanya jazz. “Berapa waktu lalu, karena ada film Bohemian Rhapsody, beberapa personil kita juga jadi sering main band-nya [Queen] film tersebut,” kata ibu Catharina. Walaupun mereka nggak ngikutin atau menyesuaikan diri dengan musik zaman sekarang, mereka masih bisa menikmati lagu-lagu yang kita dengerin. Tapi in the end, mereka lebih suka kembali ke akar mereka sendiri, yaitu jazz.
Main Musik untuk Hobi dan Keseimbangan Otak
Awal mula lahirnya The Professor Band bisa dirunut ke tahun 2002 saat Professor Doktor Paulus Wirutomo dan Doktorandus F. Iriani Sophiaan meminjamkan talenta mereka untuk bermain musik di acara wisuda universitas. Dari situlah mereka mulai diskusi untuk membuat band yang mengumpulkan para dosen dengan hobi bermain musik. Akhirnya, terbentuklah The Professor Band di tahun 2003.
Sekali dosen, mereka tetaplah dosen! Alasan para personil ikutan The Professor Band ini juga tetap karena alasan yang ilmiah, lho. “Selain karena hobi, kita main musik juga karena, sebagai dosen kita berpikir terus dengan otak kiri, jadi perlu diseimbangkan juga dengan bermain musik,” ujar Ibu Catharina ketika diwawancara.
Karena para profesor ini semuanya berusia 50 tahun ke atas, lo bakal menemukan lagu-lagu di repertoar mereka seperti Beyond the Sea, Sabda Alam dan Aryati sebagai lagu-lagu kesukaan mereka. 1980-an adalah dekade di mana mereka menjalani kehidupan mereka sepenuhnya. Karena itu, nggak heran bila mereka ingin perform dan menghidupkan kembali masa-masa itu untuk band mereka sendiri. Nggak cuma itu saja, mereka sering juga mengundang penonton ke panggung untuk ikut bernyanyi bersama mereka.
Masalah dalam Bermain Musik di Band
Biasanya, kalau ngomongin tentang band, pasti ada pembahasan tentang kedinamisan antar personil band. Tapi, kalo dengan The Professor Band, hubungan mereka tetap harmonis saja, tuh. Justru, masalah paling besar yang mereka hadapi lebih seputar scheduling.
Karena mereka semua adalah profesor di salah satu universitas paling bergengsi di Indonesia, waktu mereka sering tabrakan satu sama lain, terlebih saat musim ujian. Beberapa dari mereka pun juga kadang-kadang harus pergi ke luar kota untuk konferensi dan acara lain. Selain itu, usia para personil band ini sudah di atas 50 tahun, sehingga sebagian besar waktu mereka untuk latihan hilang karena alasan kesehatan atau semacamnya.
Bahkan ada salah satu personilnya juga yang tangannya sedang sakit, maka dari itu proses latihan The Professor Band nggak bisa diadakan sesering sebelumnya. Memang bener sih, setiap band memiliki problem-nya masing-masing. But still, The Professor Band still loves music and playing it, especially jazz music.
Proyek The Professor Band ke Depannya
Di album kedua mereka yang berjudul 'Seribu Satu Malam', mereka nge-cover semua lagu klasik Indonesia yang ditulis Ismail Marzuki termasuk Sepasang Mata Bola, Juwita Malam, Payung Fantasi dan lainnya, yang dibalut dengan irama jazz yang asyik. Ketika ditanya apakah mereka ingin mengeluarkan album baru, The Professor Band mengaku kalau mereka ingin meliput lagu-lagu tradisional Indonesia yang hebat. Cuma ya itu, waktu tetap jadi masalah.
Walaupun biaya perekaman album itu nggak murah dan mereka nggak memiliki sponsor, The Professor Band tidak punya niat untuk berhenti bermusik. Mereka akan terus bermusik dan pastinya akan tetap berkarya. Inspiring banget, ya para dosen ini. Lo juga jangan mau kalah semangat dari mereka ya, Urbaners!