Kisah Guru Indonesia yang Mengajar di Daerah Terpencil
Ada lebih dari 17 ribu pulau di Indonesia dan tentu nggak semuanya tersedia beberapa fasilitas yang ada di kota-kota besar. Contohnya di Pulau Bawean, di sana nggak ada akses internet dan listrik pun hanya ada di beberapa rumah saja. Itu masih Pulau Bawean yang jaraknya hanya 2 jam perjalanan laut dari Gresik. Apalagi jika ngebahas soal pendidikan, tentu fasilitas seperti ruang kelas bahkan buku terkadang menjadi kado ulang tahun.
Tetapi ternyata dibanyaknya tempat terpencil di Indonesia tersebut, masih ada guru-guru yang secara sukarela datang dan mengajar. Nggak hanya anak-anak, tetapi orang dewasa juga mendapat pengajaran di sana.
Guru untuk masyarakat Akoja, Aceh
Novianti, ibu guru asal Bandung ini rela menempuh perjalanan jauh untuk mengajar masyarakat Akoja, Aceh. Ternyata infrastruktur di daerah Akoja ini sudah cukup bagus, tetapi yang menjadi masalah Novianti harus mengarungi sungai terlebih dahulu untuk pergi ke tempat mengajar. Sekolah akan libur jika ada banjir datang.
Lampu mati setiap malam di Bawean
Desa nelayan di Pulau Bajo, Halmahera
Ada sekitar 10 guru yang sudah dikirimkan pemerintah Indonesia untuk mengajar di Pulau Bajo, Halmahera. Bukan sekarang pedalaman dan jauh dari pusat kota, tetapi para guru hebat ini akan mengajar di desa nelayan. Disebut desa nelayan karena hampir semua masyarakat dari Pulau Bajo ini hidup di atas sungai. Jalur darat terputus karena bencana. Bahkan para guru ini harus mengajar masyarakat desa nelayan.
Bagaimana Urbaners, keteladan guru yang rela harus jauh-jauh meninggalkan daerah asalnya untuk mengajar para anak-anak dan juga masyarakat yang ada di daerah terpencil, tentu harus diapresiasi. Maju terus pendidikan Indonesia.