Jazz Traffic Festival, Berawal dari Program Siaran Radio ke Festival Jazz Terbesar di Jawa Timur
Jazz Traffic Festival sudah menjadi ikon musik jazz yang ada di Surabaya dan bahkan Jawa Timur. Setiap tahunnya, Suara Surabaya Media mengemas festival jazz dengan sangat apik untuk menyebarkan bahwa musik jazz ini cocok untuk semua kalangan dan juga tanpa batasan. Dibuat sejak tahun 2011, Jazz Traffic Festival bisa dibilang menjadi pioner festival jazz di Indonesia Timur. Diadakan selama 3 hari, ribuan orang yang datang dari luar pulau akan disuguhi ratusan musisi yang sangat menghibur.
Di dalam artikel kali ini, akan dibahas bagaimana sebenarnya sejarah dari Jazz Traffic Festival, beberapa konsep yang diambil setiap tahunnya, dan bagaimana persiapan Jazz Traffic Festival 2019 mendatang. Siap di sini ya.
Jazz Traffic Festival, Festival Jazz Terbesar di Jawa Timur
Sampai sekarang masih banyak yang nggak mengetahui bahwa sebenarnya Jazz Traffic Festival yang diselenggarakan rutin setiap tahun di Surabaya ini dulunya adalah program siaran radio. Yup, adalah almarhum Bubi Chen salah satu legenda jazz Indonesia yang mengisi acara seminggu sekali sejak tahun 1983 dengan nama program siaran Jazz Traffic.
Pada tahun 1980-an, masyarakat Indonesia dan Surabaya pada khususnya tentu masih sedikit awam dengan musik jazz, bahkan masih menganggap musik jazz ini musik eksklusif. Tetapi Bubi Chen nggak berhenti dan terus menelurkan bahwa musik jazz ini adalah musik semua kalangan. Setiap minggu Bubi Chen memperkenalkan beberapa genre jazz yang bisa diterima oleh masyarakat awam, yaitu fusion jazz dan jazz rock. Kemudian, pelan-pelan Bubi Chen mulai mengenalkan genre utama jazz, seperti standar jazz, jazz mainstream, dan genre lain.
Pada akhirnya, 1 tahun sebelum Bubi Chen wafat, Jazz Traffic Festival berhasil digelar tahun 2011. Misi utama dari Bubi Chen adalah bagaimana musik jazz ini bisa diterima di masyarakat dan tentunya regenerasi musik jazz masih terus berlangsung. Pada Jazz Traffic Festival 2011 yang pertama, Bubi Chen yang dalam kondisi fisik yang menurun menyempatkan hadir dan bahkan tampil di panggung Jazz Traffic.
“Waktu itu, saya ingat, Bubi Chen sudah sakit. Beliau tampil di panggung JTF pertama itu dengan kaki yang sudah diamputasi,” ujar Errol Jonathans yang merupakan Direktur Utama Suara Surabaya (SS) Media.
Kemudian pada perhelatan Jazz Traffic Festival 2018 kemarin, diadakan Tribute to Bubi Chen yang dimainkan oleh Jazz Traffic All Stars. Beberapa musisi seperti Indra Lesmana, Idang Rasjidi, Dewa Bujana, Syaharani, Sri Hanuraga, Indra Gupta, dan Sandy Winarta mengisi beberapa lagu yang pernah dimainkan oleh Bubi Chen.
Sekarang Bubi Chen mungkin akan bangga dengan perhelatan Jazz Traffic Festival. Cita-citanya agar musik jazz bisa terus regenerasi boleh dibilang tercapai. Setiap tahun, Jazz Traffic Festival nggak hanya mengundang musisi terkenal dari luar negeri ataupun ibu kota. Musisi jazz lokal yang memiliki potensi besar juga turut bermain di festival tersebut.
Pengaruh Besar Fusion Jazz
Buat lo yang suka mendengarkan musik jazz, tentu sangat paham ada banyak sekali genre di dalam musik jazz itu sendiri. Bahkan nih Urbaners, pada akhir 1890-an, musik jazz sudah mengalami perkembangan genre. Pertama ada continental jazz yang menggabungkan swing dengan dance music. Kemudian ada ragtime dan Dixieland yang sangat populer di akhir 1890-an sampai awal 1900-an. Bahkan bisa dibilang musik Dixieland ini yang berperan besar untuk menyebarkan musik jazz karena iramanya yang sangat asyik dengan sentuhan trompet, congas, timbales, dan banjo.
Kemudian masuk ke tahun 1960-an, muncul jazz rock atau akrab dengan sebutan jazz fusion. Sama seperti Dixieland, jazz rock ini punya peran sangat besar terhadap perkembangan jazz itu sendiri. Jika biasanya musik jazz dimainkan lebih lambat, maka dengan jazz rock akan dimainkan dengan beat lebih cepat dan agak mengentak. Beberapa musisi jazz rock terkenal adalah Frank Zappa dan Tony Williams yang menjadi influence besar perkembangan jazz rock.
Kemudian di tahun 1980-an dan 1990-an, masih muncul lagi aliran baru yaitu jazz rap, acid jazz, cape jazz, dan electro swing. Di tahun ini, perkembangan aliran musik jazz sangat terpengaruh dengan perkembangan musik elektronik. Nah, dari sinilah, Jazz Traffic Festival juga turut berkembang.
Pada tahun 2018 kemarin selain ada Tribute to Bubi Chen, Jazz Traffic Festival 2018 juga mendapatkan sorotan karena berani untuk memasang lineup dengan berbagai macam genre. Bahkan Via Vallen pun manggung di acara tersebut, yang tampil dengan nama panggung Via Vallen Jazz Traffic Project dengan diiringi band berkelas Fussion Stuff. Ia tampil dengan lagu andalannya seperti Bojo Galak, Sayang, dan Meraih Bintang yang diubah menjadi instrumen jazz sukses menghipnotis ribuan penonton.
Nggak hanya dari dangdut, beberapa band pop besar seperti Padi pun tampil di Jazz Traffic Festival. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kerennya, nggak hanya musik rock ataupun dangdut yang akan dibuat fusion, tetapi juga pop yang merupakan aliran musik paling digemari di Indonesia.
Nah, setelah lo mengetahui bagaimana sejarah besar di balik pergelaran Jazz Traffic Festival dan bagaimana kesuksesan festival tersebut merangkul semua genre, pasti penasaran kan seperti konsep yang akan ada di tahun depan? Buat lo yang memang penggemar jazz dari luar Surabaya atau bahkan Jawa Timur, Jazz Traffic Festival adalah salah satu festival wajib lo datangi sekali seumur hidup.
Source: suarasurabaya.met