Hal Menarik dari ASEAN Literary Festival 2017
Belakangan ini, dunia sastra memang sedang banyak digandrungi oleh anak muda tanah air. Entah karena memang benar mencintai sastra atau ingin terlihat keren dan misterius seperti Rangga di film AADC yang juga mencintai sastra dan puisi.
Daripada lo ngimpi jadi Rangga, lo tau nggak kalau akhir pekan lalu merupakan hari terakhir dari ASEAN Literary Festival 2017? Atau mungkin Lo juga hadir dan berpartisipasi ke dalam acara itu? Nah, buat lo yang belum berkesempatan hadir, berikut beberapa hal yang udah lo lewatin.
ALF 2017 merupakan Penyelenggaraan Keempat
Mengusung tema “Beyond Imagination”, ASEAN Literary Festival ini merupakan acara festival yang sudah berjalan selama 4 tahun. Tidak hanya itu, ALF juga merupakan acara yang dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk memeriahkan ulang tahun ASEAN yang ke-50 tahun. Hari ulang tahun ASEAN jatuh pada tanggal 08 Agustus 1967, ketentuan ini hadir setelah Persetujuan Bangkok yang berlangsung pada 50 tahun lalu.
Melalui tema tersebut, event yang diadakan sejak tanggal 6-8 Agustus 2017 ini berharap kalau acara ini bisa menjadi refleksi pada fokus dan harapan ASEAN untuk masyarakat dan bukan sekedar slogan. ALF juga memiliki peran penting untuk memperkenalkan pencapaian dan produk sastra penulis-penulis di ASEAN ke tingkat global.
Kota Tua Dipilih sebagai Lokasi ke-4 ASEAN Literary Festival 2017
Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah untuk merasakan langsung keseruan ALF 2017. Kawasan Kota Tua Jakarta dipilih secara khusus untuk merayakan festival sastra dan budaya ini. Selain memilih lokasi yang punya nilai historis tinggi, Kota Tua dipilih sekaligus untuk memperkenalkan potensi objek wisata Jakarta ke kancah internasional.
Dihadiri oleh Pelaku Literatur Internasional
Acara ini dihadiri oleh para pelaku literatur di kawasan ASEAN dan juga Non ASEAN yang saling berkumpul dan membagikan pengalaman serta ilmu. Bahkan acara ini pun dihadiri oleh Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta. Tidak hanya fokus pada sastra, tapi festival ini juga menyuguhkan beragam model sastra dan budaya seperti pameran buku penulis dan jurnalis kawasan ASEAN, workshop sastra, diskusi, festival makanan, dan Festival Budaya Panji.
Para penulis lokal yang hadir dalam ALF2017 seperti Goenawan Muhammad, Dwitasari, Hikmat Darmawan, M. Aan Mansyur, kartunis kondang seperti Muhammad ‘Mice’ Misrad, dan masih banyak lagi.
ALF 2017 menjadi Wadah Peluncuran Program Jambore Nasional Sastra
Selain menjadi ajang silahturahmi para penulis ASEAN, di dalam ALF 2017 ini juga menjadi peluncuran program baru dalam dunia sastra, yakni Program Jambore Nasional Sastra. Program ini resmi diluncurkan ketika festival berlangsung. Program ini khusus dibuat untuk anak-anak mulai dari bangku SD-SMA. Rangkaian kegiatan dalam program ini seperti poetry slam, musikalisasi puisi, pelatihan menulis, pelatihan reportase, dan cerdas cermat sastra dan buku.
Nah, Urbaners, itulah ulasan singkat dari acara ASEAN Literary Festival 2017. Kalau lo masih bermimpi untuk bisa jadi Rangga, jangan sampai lo nggak tahu acara keren ini.
Source: Goodnewsfromindonesia