Google Tandai "Hoax" di Hasil Pencarian
Siapa tak kenal Google? Sangat terkenal di kalangan pengguna internet karena desainnya yang sederhana dan hasil pencariannya yang relevan. Namun ketenaran Google tak jarang dimanfaatkan beberapa oknum demi keuntungan politik maupun finansial.
Akibatnya, Google sebagai salah satu raksasa platform dunia maya banyak menuai kritik beberapa tahun belakangan ini. Bahkan Google disebut-sebut sebagai “tersangka utama” atas penyebaran berita palsu alias hoax di internet.
Tapi tenang, Urbaners, Google tidak tinggal diam kok. Google mulai menerapkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran berita palsu alias hoax melalui layanannya. Belum lama ini, mereka mulai menandai berita-berita yang muncul di mesin pencarinya, dengan hasil kroscek fakta dari tim verifikasi pihak ketiga.
Laman Google Search akan memperlihatkan klaim dari berita dimaksud, lalu menyandingkannya dengan hasil kroscek. Berita akan ditandai sebagai "benar", "salah", atau belum dapat dipastikan sepenuhnya.
Disediakan pula tautan untuk memberikan masukan apabila pengguna merasa masih ada yang janggal dari hasil pemeriksaan fakta (fact check). "Dengan menampilkan hasil pengecekan fakta di hasil search, kami berharap pengguna bisa lebih mudah meninjau dan membuat penilaian sendiri," sebut Google dalam sebuah posting blog.
Google pertama kali menguji kemampuan label kroscek tahun lalu, sebelum pemilu presiden AS. Fitur itu kini sudah tersedia untuk hasil pencarian Google News dan Search dalam semua bahasa.
Dalam hal ini Google mengandalkan kerja sama dengan lembaga pemeriksa fakta non-partisan seperti Politifact dan Snopes. Menurut Google, komunitas pemeriksa fakta tersebut kini telah berkembang menjadi 115 organisasi.
Meski demikian, kerjanya belum sempurna. Tak semua berita bakal ditandai oleh pemeriksa fakta. Proses verifikasi pun relatif memakan waktu, bisa mencapai berhari-hari, sementara hoax bisa menyebar luas dalam waktu sangat singkat. Jadi, tetap saja ya Urbaners, masyarakat diharapkan bisa lebih kritis dalam mengonsumsi berita.
Selain Google, raksasa teknologi lain yang telah mulai menerapkan langkah-langkah untuk memerangi hoax adalah Facebook. Bulan lalu jejaring sosial itu memberi label peringatan untuk konten yang kebenarannya diragukan.
Semoga dengan adanya Fact Check ini berita-berita yang sensasional dan hoax tidak lagi mudah untuk menjadi viral apalagi meresahkan, ya Urbaners.
Source: Kompas.com, theguardian.com