Facebook Siapkan WhatsApp Versi Berbayar
Tiga tahun silam tepatnya tahun 2014, layanan pesan instan WhatsApp dipastikan gratis. Sistem berbayar dalam aplikasi ini dihapus pasca Facebook mengakuisisi perusahaan WhatsApp. Zuckerberg membelinya dengan nilai mencapai US$ 22 miliar.
Namun kini, Facebook rupanya tengah membidik WhatsApp untuk ladang bisnis demi menambah pundi-pundi uang. Dalam laporan Wall Street Journal, terkuak bahwa Facebook tengah menguji fitur baru dari aplikasi yang digunakan lebih dari satu miliar pengguna setiap harinya itu.
Fitur terbaru WhatsApp tersebut memungkinkan perusahaan komersial mengirimkan notifikasi akan acara atau kejadian penting melalui chat. Misalnya, pihak maskapai akan memberikan notifikasi tentang jadwal penerbangan terbaru kepada penumpangnya melalui pesan WhatsApp jika terjadi pembatalan.
Seperti diakui Chief Operating Officer WhatsApp, Matt Idema, fitur tersebut bisa menjadi solusi gratis bagi perusahaan kecil dan menengah. “Bisa juga menjadi solusi enterprise bagi perusahaan yang beroperasi dalam skala besar dengan basis pelanggan global, seperti maskapai penerbangan, dan bank,” jelas Matt Idema.
Sejauh ini, WhatsApp telah menginisiasi program untuk menampilkan centang hijau di samping kontak bisnis. Tanda ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah terverifikasi oleh layanan pesan WhatsApp Business. “Kami bermaksud mendorong bisnis di masa depan,” kata Matt Idema.
Namun, Idema menolak menceritakan lebih jauh soal layanan berbayar di WhatsApp tersebut. Demikian juga dengan jadwal peluncuran fitur tersebut. “Kami tidak memiliki rincian monetisasi yang bisa kami ungkap,” ujar Idema.
Seperti dilansir Reuters pada Maret silam, sumber pendapatan potensial untuk WhatsApp adalah dengan membuka peluang bisnis bagi perusahaan yang ingin menghubungi pelanggan secara personal. Tentu saja perusahaan tersebut telah terverifikasi. Info yang disebarluaskan pun mestilah mengutip dokumen perusahaan.
Soal monetisasi, sepertinya Zuckerberg memang masih menyimpan WhatsApp sebagai sumber pendapatan potensial. Aplikasi ini tak memberlakukan pembayaran apapun untuk penggunaan. Pun demikian dengan absennya iklan demi menjaga kenyamanan pengguna.
Setidaknya, hal ini sejalan dengan prinsip penggagas WhatsApp yaitu Jan Koum. "Tidak ada yang bangun dengan gembira melihat banyak iklan, tidak ada yang mau tidur memikirkan iklan yang akan mereka lihat besok,” jelas Jan Koum.
Source : wsj.com, tempo.com