Era 90-an, Ketika Musik Indonesia Jadi Raja di Negeri Sendiri
Pada 10 November 2018 lalu, 90’s Festival kembali diadakan di Gambir Expo arena PRJ Kemayoran dengan memboyong nama-nama legendaris di kancah musik Indonesia kembali ke panggung. MLDSPOT pun kali ini ikut berpartisipasi dalam 90’s Festival lewat stage khusus berisi penampil-penampil pilihan yang mewakili genre musik 90-an yang beragam.
Fatur dan Nadila yang pertama naik ke atas panggung MLDSPOT mengajak penonton untuk bernyanyi dan bergoyang bersama lagu pembuka ‘Kau Cintaku, Aku Cintamu’, diikuti lagu solo masing-masing seperti ‘Salahkan Aku’ dari Nadila, dan Fatur dengan ‘Selalu untuk Selamanya’. Biar penonton makin menikmati penampilan mereka, duo ini juga nggak ragu meng-cover lagu penyanyi lain, seperti ‘Sungguh’ yang pernah dipopulerkan oleh Vina Panduwinata, juga ‘Begitulah Cinta’, ‘Emosi Jiwa’, ‘Mungkinkah Terjadi’, hingga ‘Nada Kasih’.
Fatur dan Nadila mengungkapkan bahwa, lagu-lagu 90-an yang mereka bawakan memang lebih everlasting, dan lebih mudah diingat penikmat musik. Menurut Nadila sendiri, di tahun 90-an, musik diputar lebih lama di media, sedangkan sekarang semuanya serba instan, sehingga konsumsi materi musik siklusnya jadi lebih cepat.
Usai Fatur dan Nadila, saatnya MLD Jazz Project Season 3 naik ke panggung. MLD Jazz Project membuka penampilan mereka dengan ‘Dahulu’ yang merupakan single dari album baru mereka yang dirilis tahun ini. Terkenal dengan gaya mereka yang selalu memadukan interpretasi anak muda terhadap musik pop-jazz, MLD Jazz Project pun membawakan lagu seperti ‘Prahara Cinta’ yang telah diaransemen ulang sesuai ciri khas mereka. Di kesempatan ini, MLD Jazz Project season 3 juga mengajak Rita Effendy untuk tampil bersama membawakan nggak hanya hits milik mantan vokalis Elfa’s Singers tersebut, tapi juga lagu-lagu seperti ‘Sebatas Mimpi’ (Hedi Yunus), dan ‘Kala Cinta Menggoda’ (Chrisye).
Buat seorang Rita Effendy, berduet bersama MLD Jazz Project merupakan sebuah kehormatan, demikian juga untuk tampil di 90’s Festival yang mau mengangkat kembali musik-musik bagus dari era 90-an. Sebaliknya, buat MLD Jazz Project, kolaborasi bersama Rita Effendy merupakan kesempatan langka, yang masih ingin mereka explore lebih jauh, “Karena aransemennya pas kita ulik, seru banget ya, jadi sayang aja kalau cuma sekali..” ungkap Rizky, basis dari grup ini.
Apa sih yang bikin musik di era 90-an beda dengan tahun 2018?
Beberapa performers di MLDSPOT Stage 90’s Festival menjawab pertanyaan ini melalui penampilan mereka. Contohnya 2D Project yang membawakan lagu-lagu mereka yang ternyata tak hanya dikenal oleh mereka yang sudah dewasa saja, melainkan anak-anak muda yang juga hadir di 90’s Festival kemarin. Menurut 2D, sebenarnya banyak lagu 2D yang dikenal oleh anak muda sekarang, karena sudah sering didaur ulang oleh penyanyi lain yang lebih muda. Om Dedi Dhukun juga menyebutkan soal kolaborasi yang pernah mereka lakukan bersama Isyana Sarasvati, Glenn Fredly, dan musisi-musisi muda lainnya di album yang dirilis 4 tahun lalu.
Saat tampil di panggung 90’s Festival membawakan lagu-lagu seperti intro “Sakura”, “Semua Jadi Satu”, hingga lagu “Masih Ada” pun, tampak beberapa anak muda yang berkomentar “Oh, lagu ini aslinya lagu mereka?”. Berarti, misi 90’s Festival memperkenalkan musik 2D ke generasi baru Indonesia sukses nih!
Lain 2D, lain pula Sweet Martabak. Nggak hanya berbeda genre, meskipun sama-sama tampil sangat interaktif dengan penonton, Sweet Martabak memiliki pengalaman berbeda tentang bermusik di era 90-an. Di sela membawakan lagu-lagu hits mereka seperti “Tididit” dan “Cewek Matre”, mereka berbagi cerita soal fanbase masing-masing genre musik yang sangat fanatik di tahun 90-an, “Dulu, kalau kita manggung di depan fansnya anak ska atau anak punk, ditimpukin, hahaha..” Tapi dengan adanya fanbase ini, terbukti bahwa di tahun 90-an musik Indonesia menjadi raja di negerinya sendiri.
Selepas Sweet Martabak, the hip hop legend himself, Iwa K, maju ke depan. Nggak ada yang mengalahkan energi yang dibawa seorang Iwa K ke atas panggung. Meskipun telah lewat 20 tahun, begitu DJ memainkan intro “Nombok Dong!”, audience langsung ikut melantunkan lirik lagu rap ini. Nggak hanya itu, Iwa juga mengatur set list yang bikin emosi penonton teraduk dengan pilihan lagu seperti “Kramotak”, disusul “Kuingin Kembali”, “Bebas”, dan “Malam Ini Indah”.
/rif menjadi band pamungkas di MLDSPOT Stage malam itu. Dengan gayanya yang khas, Andy, Jikun, Ovy, Iwan, Magi tampil all out membawakan hits-hits mereka. Sebelum mulai tampil, Andy, sang vokalis sempat mengajak penonton untuk berbangga akan musik 90-an, sebab musik-musik yang keluar di tahun 90-an sangat bervariasi. Menurut Andy juga, musik berhenti di tahun 90-an, dan musik di atas tahun 90-an semuanya adalah pengulangan -- nggak cuma di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, hanya saja dikemas dengan rasa masa kini.
Menikmati Games 90an Lewat Blast From the Past
Selain menikmati musik 90-an di MLDSPOT Stage, lo juga diajak untuk merasakan kembali pengalaman bermain games yang pernah dimainkan waktu kita kecil dulu di booth “Blast from the Past” dari MLDSPOT. Di sini lo bisa memilih untuk memainkan Paper Sling Shooter, Crossword Puzzles, atau 90’s Video Games yang isinya antara lain game Super Mario, Pac Man, dan games lainnya dari tahun 90-an.
Buat lo yang bisa mengumpulkan 200 poin dari games tadi, lo bakal punya kesempatan mengikuti undian berhadiah Nintendo Switch dan Game Boy. Tapi tenang, biarpun nggak dapet 200 poin, semua yang berpartisipasi di booth MLDSPOT ini akan mendapatkan hadiah langsung berupa drawstring bag, mainan tahun 90-an, dan berbagai hadiah menarik lainnya. Selain main games seru dan berhadiah, lo juga bisa istirahat sambil recharge baterai handphone lo di booth MLDSPOT ini, guys.
Gimana, seru kan, experience era keemasan 90-an di 90’s Festival bareng MLDSPOT? Jangan sampai ketinggalan keseruan ini di tahun depan ya, guys! See you at the next MLDSPOT Stage!