Envy*: Rising Hip Hop Group Asal Ibukota
Urbaners yang hobi mendengarkan musik hip hop tentu nggak asing dengan alunan nada semangat dan musik gegap gempita yang dibawakan oleh rapper. Envy*, salah satu bintang baru di dunia musik hip hop, hadir dengan menawarkan sensasi musik yang berbeda. Selain konsisten bermusik di jalur hip hop, keunikan grup asal Jakarta ini terletak pada varian musik yang digunakan sebagai pelengkap musik. Para pendengar Envy* akan terbuai dengan kombinasi alunan nada gegap gempita ala hip hop dipadu dengan musik slow ala electronic dance music (EDM).
Gimana proses kreatif perjalan bermusik Envy*? Darimana mereka mendapatkan sumber inspirasi pembuatan lirik lagunya? Yuk, kenalan lebih dalam dengan grup hip hop ini!
Berawal Dari Teman Sepermainan
Kehadiran Envy* di dunia musik hip hop memang masih terbilang baru. Envy* terbentuk di akhir tahun 2017, tepatnya berawal dari iseng. Saat itu, dari hasil kumpul bersama teman-teman yang memiliki kesamaan hobi bermusik, mereka mulai merekam satu, dua lagu. Lama kelamaan, mereka menyadari bahwa lagu-lagu yang dibuat mendapatkan penerimaan yang baik dari masyarakat. Seiring berjalannya waktu, para fans semakin menggemari aliran sick flow yang menjadi ciri khas grup musik Envy*.
Dari situlah, sekumpulan teman sepermainan ini memutuskan untuk terjun dan serius menekuni dunia musik hip hop. Grup Envy* sendiri terdiri dari delapan personil, yaitu 5 rapper (Quest, Anima, Fat B, Hazy Dael, Isiah), Sound Engineer Adeel (O'deelio), dan Arif (Shiayo) yang menjadi manajer Envy*. “Sebenarnya kami memiliki referensi musik yang berbeda-beda, tapi core-nya tetap di hip hop,” ujar Arif.
Meski tergolong pendatang baru, grup musik yang mengidolakan Tyler, Brockhampton, Denzel Curry, Jid, Blood Orange, Jpegmafia, Kendrick Lamar, Bryson Tiller, dan Death Grips ini sudah meluncurkan empat single, diantaranya: Omenala, Pineapple Gorrilaz, dan Lost. Single terbaru Envy* berjudul “Dear, Mom” yang menjadi lagu andalan mereka ketika manggung di berbagai acara musik.
Selain aktif manggung di berbagai acara musik, saat ini Envy* sedang disibukkan dengan project album terbaru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini. Album terbaru mereka diberi judul “This Summer”, dimana sebagian besar lirik lagu terinspirasi dari musim panas yang ada di negara 4 musim.
Mengandalkan Kekuatan Lirik untuk Inspirasi Fans
Dalam hal nama, mungkin Envy* belum sepopuler grup band hip hop lain. Tapi, kalau lo baru pertama kali mendengar lagu karya Envy*, lo mungkin nggak bakal nyangka kalau grup ini berasal dari Indonesia. Banyak banget fans yang salah mengira bahwa Envy* adalah grup hip hop luar negeri. Soalnya, semua lirik lagu yang digunakan menggunakan Bahasa Inggris.
Keunikan band Envy* bisa terlihat dari kedalaman lirik dan tema-tema yang mereka angkat menjadi sebuah lagu. Misalnya, pada single “Dear, Mom”, Envy* mencoba menunjukkan rasa kasih sayang seorang anak pada ibunya dengan cara yang berbeda. Jika pada umumnya lirik musik hip hop lekat dengan kehidupan gelap seperti narkoba, seksualitas, dan kenakalan para remaja, Envy* justru mengangkat sisi lain tentang hubungan ibu dan anak yang nggak selalu harmonis, kadang juga penuh riak pertengkaran.
“Di balik up and down sebuah hubungan antara ibu dan anak, ibu adalah figur yang akan selalu menyayangi anaknya. Ini adalah pesan spesial yang kami ingin sampaikan pada para pecinta musik hip hop. Kami ingin menggunakan kekuatan lirik yang dalam, menyentuh, dan meaningful, untuk bisa jadi inspirasi banyak orang,” kata Arif.
Setelah berproses selama dua tahun, Envy* mengakui belum ada kendala bermusik yang signifikan. Hanya saja, terkadang mereka merasa bosan karena sering manggung dari satu klub ke klub lain. Ke depannya, Arif berharap Envy* bisa melebarkan sayap agar musik hip hop dapat perform di berbagai acara musik di Indonesia dan dapat lebih diterima oleh masyarakat luas.
Inspirasi dari Berbagai Sumber
Jumlah personil Envy* yang banyak membuat mereka harus pintar-pintar mengatur waktu untuk masuk ke dapur rekaman dan membuat karya baru. Ada kesulitan tersendiri untuk menyamakan waktu dan jadwal di tengah kesibukan delapan personilnya masing-masing. “Untungnya, selama pembuatan album berlangsung, kami bisa mengatur jadwal dengan baik, supaya nggak bertabrakan dengan aktivitas lain di luar musik,” ungkap Arif.
Biasanya, proses pembuatan karya lagu membutuhkan waktu kira-kira enam bulan - mulai dari proses pengumpulan ide hingga penyelesaian lagu. Dalam proses penciptaan karya lagu, Envy* banyak terinspirasi pandangan kritis dalam melihat keadaan sosial masyarakat yang ada di sekitar. Banyaknya ketimpangan dan ketidakadilan menjadi inspirasi tersendiri dalam membuat lirik lagu yang apik dan tajam. Selain itu, kemunculan artis hip hop baru, dengan lagu dan album hip hop yang berkualitas juga menjadi inspirasi untuk grup musik ini.
“Selain sibuk buat album baru, kami juga mau bikin merch dan mau bikin mixtape untuk seru-seruan. Rencana jangka pendeknya semoga kita berhasil release album dan bisa menjaring lebih banyak fans yang mengapresiasi Envy*. Kalau bisa, kami juga pingin membuat showcase, dilanjutkan dengan tur Jawa, semacam itu. Kalau jangka panjangnya, kita berencana untuk masuk pasar musik di Los Angeles,” tambah Arif.
Pantauin terus keseruan dan performa Envy* ya, Urbaners!