Eko Yuli Irawan “Hanya” Sumbang Perak di Olimpiade Rio 2016
Nama Eko Yuli Irawan mulai terkenal sejak mendapatkan medali emas angkat besi di Sea Games 2007. Setelah itu Eko Yuli selalu dapat emas Sea Games sampai tahun 2013 (Sea Games 2015 angkat besi ditiadakan). Selalu sukses di kawasan Asia Tenggara, Eko Yuli juga sempat mengharumkan nama Indonesia di ajang Olimpiade. Sejak ikut Olimpiade Beijing 2008, Eko Yuli nggak pernah sekalipun absen menyumbang medali. Dan di Olimpiade Rio 2016 kemarin, Eko Yuli berhasil menyumbangkan medali perak di angkat besi kelas 62 kg.
“Hanya” mendapatkan medali perak
Kenapa disebut “hanya” mendapatkan medali perak? Ternyata kesempatan mendapatkan medali emas Olimpiade Rio 2016 sangat besar. Pertama karena Chen Lijun, sang juara dunia dan pemegang rekor Olimpiade ini cedera. Dengan cedera Chen Lijun, seharusnya kans Eko Yuli mendapatkan medali emas lebih besar.
Pada kelas 62 kg kemarin, Eko Yuli sangat percaya diri ketika berhasil mengangkat 142 kg di snatch. Angkatan tersebut adalah angkatan tertinggi. Tetapi sayang di angkatan kedua dan ketiga, Eko Yuli yang mengangkat 146 kg gagal. Di kategori clean & jerk, Eko Yuli berhasil mengangkat 170 kg, tetapi Figueroa berhasil mengangkat 172 kg. Angkatan kedua Eko Yuli yaitu 176 kg gagal diangkat oleh Eko Yuli, Figueroa berhasil. Padahal pada saat latihan, Eko Yuli bisa mengangkat lebih dari itu.
Eko Yuli masih belum menyerah
Dengan hanya mendapatkan perak, Eko Yuli sangat penasaran untuk mendapatkan medali emas. Dari ajang olahraga tertinggi, maksimal Eko Yuli mendapatkan perak. Bahkan di kejuaraan dunia tahun 2014, Eko Yuli juga mendapatakan medali perak. Seusai mendapatkan medali perak Olimpiade Rio 2016, Eko Yuli mengatakan dirinya masih siap untuk terjun di Olimpiade 2020. Umur Eko Yuli yang baru 27, tentu membuat Eko Yuli harus berjuang sedikit untuk menaklukan para lifter muda lainnya.