Bergoyang oleh Musik Jazz dari Jepang sampai Afrika
Langit sudah gelap namun rintik hujan terus-menerus datang dan pergi. Tapi pengunjung Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2017 tetap bertahan di tempat dan malahan jumlahnya terus bertambah. Mereka sibuk mondar-mandir untuk mencari penampilan yang ingin disaksikan. Salah satu tips untuk kenyamanan menikmati konser dari MLDSpot memang harus dilakukan. Tua-muda dan laki-laki-perempuan semuanya terlihat bersama dalam satu kumpulan, tanpa mempermasalahkan jenis atau atribut. Ini yang bisa dilakukan musik kepada semua orang termasuk lo: menyatukan perbedaan.
Seperti aksi Dhani Syah Trio yang beranggotakan Dhani Syah, pemain bas Kevin Joshua, dan pemain drum Sandi Winata yang membawakan ketenangan pada musiknya. Kemudian, dilanjutkan dengan komposisi musik orisinilnya yang menekankan nada-nada bas yang menekankan ketegangan, berbanding terbalik dengan lagu sebelumnya. Perasaan ini lumayan membuat hati tidak tenang lho, Urbaners!
Di panggung lain yang lebih kecil, Danilla menggambarkan suasana yang terjadi saat itu sesuai dengan lirik lagu “Buaian”. Penampilannya mempesona dan membuat para penonton terpukau. Walaupun letak panggung yang berada di tengah sebuah restoran dan muncul beberapa kali dentingan sendok dan garpu bersentuhan dengan piring, tidak membuat penonton yang isinya kebanyakan anak muda itu larut dalam buaian musik biduanita yang baru menelurkan satu album.
Musik dari Good Luck Heiwa, duet drum-keyboard asal Jepang mengajak para pendengar untuk merasakan nuansa pantai. Padahal, gerimis lagi-lagi membasahi para penonton yang ada di depan panggung Outdoor 2. Siulan-siulan diiringi dengan permainan drum yang dinamis dan suara keyboard yang manis menjadikan arena Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2017 seperti sebuah dunia animasi. Secara magis, mendadak gerimis berhenti dan penonton mulai membludak. Good Luck Heiwa tidak menyia-nyiakan kesempatan dan meracuni penonton dengan musik yang bertempo lebih cepat, meminta penonton untuk bergerak menari. Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, Good Luck Heiwa mengucapkan selamat tinggal dan memberikan lagu terakhir berjudul “City”.
Kemudian musik bernuansa Afrika dilantunkan oleh Zap Mama. Sambil berkisah tentang air, Marie Daulne, meniup tiga tabung yang berbeda materi dan bentuknya untuk membangun suasana gelap. “Ini adalah alasan kehidupan kalian,” ucapnya misterius. Musiknya harmonis dan megah walaupun memang terdengar jahat, tapi itu daya tarik dari Zap Mama. Kemudian, mereka juga sempat menyelipkan lagu “We Will Rock You”, seakan untuk memberikan semangat kepada penonton.