Bangkutaman & Harlan Boer, Bangkitkan Rasa Cinta Pada Cassette Lewat Album Baru
Medium kaset memang sudah jarang sekali ditemukan. Namun, industri musik dan para musisi masih memberikan berbagai apresiasi untuk memperingati Hari Kaset Sedunia yang jatuh pada tanggal 12 Oktober lalu. Salah satunya adalah yang dilakukan penulis lagu Harlan Boer dan grup band Bangkutaman. Mereka berkolaborasi dan merilis album mini dalam bentuk kaset.
Seperti apa proses mereka mengeluarkan album terbaru ini? Kenapa memilih medium kaset di jaman serba modern? Yuk, ngobrol langsung sama mereka, Urbaners!
Ingin Nostalgia dengan Kaset
Kaset udah jadi bagian yang nggak terpisahkan dari sejarah permusikan di Indonesia. Pada masa kejayaannya, kaset merupakan barang wajib punya buat setiap orang yang ingin mendengarkan alunan lagu dengan walkman.
Pembuatan album kaset bermula ketika Harlan Boer tiba-tiba teringat tentang perayaan Cassette Store Day atau Hari Kaset Sedunia yang jatuh pada tanggal 12 Oktober. Nggak mau melewatkan momentum ini begitu saja, Harlan lantas terpikir untuk membuat rilisan album dengan medium kaset. Karena ia tertarik membuat album kolaborasi, tercetuslah ide untuk bekerja sama dengan band Bangkutaman. Band indie asal Jogja ini beranggotakan Acum (vokal/gitar), Mada (Bass), dan Uta (Drum), serta sudah eksis sejak tahun 1999.
"Waktu itu saya berdiskusi dengan salah seorang teman untuk memilih kira-kira siapa yang pas untuk diajak dalam proyek kolaborasi ini. Teman saya mengusulkan Bangkutaman. Saya langsung setuju karena mereka adalah teman lama yang punya irisan selera musik sama dengan saya. Terbayang dong pasti menyenangkan dan cepat bila bekerja sama dengan Bangkutaman! Singkat cerita, gayung bersambut, Bangkutaman pun mengiyakan ajakan kolaborasi dengan saya," ungkap Harlan.
Acum sendiri sebagai vokalis Bangkutaman awalnya mengaku kaget dengan proyek kolaborasi dadakan ini. "Awalnya sih, jelas kita kaget. Tapi, karena ide ini datang dari Harlan, ya kita langsung oke aja apa pun itu," tutur Acum.
Proyek Rekaman Dam Dam Pop
Proyek kolaborasi antara Harlan dan Bangkutaman berjalan sangat cepat dan spontan. Kalau biasanya pembuatan album bisa memakan waktu berbulan-bulan, mereka justru menuntaskan proses rekaman pada tanggal 9-10 Oktober. Hanya tiga hari sebelum Hari Kaset Sedunia lho, Urbaners!
Harlan menuturkan, awalnya, proyek rekaman ini adalah sebuah proyek nostalgia untuk merekam ulang lagu-lagu indie pop favorit Harlan. Tapi, pada sesi jamming di studio, banyak terlahir lagu-lagu hasil kolaborasi yang nggak terduga. Mungkin karena chemistry mereka udah dapet, jadi ide-ide musik kreatif pun bisa diolah dengan cepat.
“Selama proses penggarapan album Dam Dam Pop, dari penulisan lirik dan melodi, semuanya terjadi sangat spontan dan mengalir begitu saja. Inilah yang kemudian menjadikan hasilnya sangat spesial,” ungkap pria berkacamata ini.
Ada berbagai kisah yang tertuang dalam album mini Dam Dam Pop. Feature song Dam Dam Pop bercerita tentang melepaskan kegelisahan dengan musik. Lagu ini berpesan bahwa musik adalah sarana pembebasan dari semua perasaan kalut dan cemas. Sementara itu, lagu “Sudah Biasa” bercerita tentang hidup yang harmonis.
“Permen Kapas” menggambarkan lagu cinta dan segala problematikanya. Sementara lagu bertajuk “Rindu” dan “She'll Never Come Home” adalah cover version Planet Bumi dan Blossom Diary sebagai perwakilan tribut pada lagu-lagu indie pop Indonesia yang dekat dengan keseharian Bangkutaman dan Harlan Boer sejak era 1990-an.
“Secara keseluruhan, kami memang nggak menciptakan benang merah di album mini ini. Semuanya mengalir sesuai dengan feeling ketika lagu itu dibuat. Musik yang dihasilkan terkesan melebur banget, mulai dari distorsi yang berlebih atau dari gonjrang-gonjreng manis dan petikan petikan manja,” tambah Harlan.
Baik Harlan maupun Bangkutaman mengakui nggak ada kesulitan berarti ketika mereka merampungkan proyek kolaborasi ini. Mereka sudah saling mengerti satu sama lain dan paham dengan cara kerja masing-masing. Karena itulah, hanya dengan dua kali latihan, mereka udah yakin untuk langsung masuk dapur rekaman.
Tidak Ingin Kaset Punah
Di antara sekian banyak medium musik di jaman modern, pemilihan kaset tentu menimbulkan banyak tanda tanya. Bagi Harlan, ia nggak ingin ketinggalan merayakan momen Hari Kaset Sedunia. Kalau buat Acum, ia merasa media kaset adalah pilihan yang tepat karena cocok dan relevan dengan proyek musik Dam Dam Pop. Hal senada diutarakan Mada, basist Bangkutaman. Menurutnya, rilisan dalam bentuk kaset sangat penting agar kaset nggak punah di tengah gempuran era digital yang masif.
"Menurut saya, kaset harus tetap ada agar generasi muda saat ini juga menyukai dan menikmati rilisan lagu-lagu dalam bentuk kaset. Rilisan dalam bentuk kaset sekaligus mengingatkan kita pada jaman sekolah dulu, dimana kaset masih sangat berjaya kala itu," ujar Mada.
Ke depannya, baik Harlan maupun Bangkutaman belum tahu nih, apakah kira-kira Dam Dam Pop akan tayang dalam bentuk digital. Untuk itu, kalau lo penasaran sama lagu-lagunya, langsung aja dapetin versi kaset Dam Dam Pop ya, Urbaners!