Bagaimana David Tarigan Mengenalkan Harta Karun Musik Indonesia
"Lagu lama yang pertama kali didengar berarti lagu baru buat mereka," kalimat inilah yang terlontarkan dari David Tarigan. Pria ini bisa dibilang memfokuskan hidupnya pada dunia musik, selain DJ ia juga merupakan pendiri yayasan non-profit Irama Nusantara yang bertugas mengarsipkan data musik-musik di Indonesia. Mulai dari piringan hitam, audio, teks sampai visualnya. Nah, di Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018, David juga ikut berkolaborasi dengan Handoko Hendroyono, Gardu House & Keriskwan dalam Art & Sound Experience. Ia menjadi DJ & music selector pada activity Silent Disco.
Silent Disco dari David Tarigan
Selama 3 hari kemarin, David Tarigan selalu berada di DJ booth Art & Sound Experience yang berada di bagian tengah instalasi dikelilingi oleh mural tokoh bersejarah dari Gardu House. DJ booth yang terbuat dari cermin ini memang selalu menjadi pusat perhatian, pada bagian depan disediakan banyak headphone untuk mendengarkan musik yang ia putar. Dengan konsep "Musik Lintas Waktu", David Tarigan memperdengarkan musik dari tahun 1950-an sampai 1990-an. Dengan tujuan ingin memperkenalkan kepada milenials akan tembang kenangan tersebut. Karena faktanya, hanya 5% dari lagu-lagu tersebut yang dikenal masyarakat. Karena itulah David ingin memperkenalkan sisanya, dan menjadi 'lagu baru' untuk mereka.
Memutarkan kurang lebih 200 piringan hitam
Spesial untuk Art & Sound Experience 2018 ini, David membawa kurang lebih 200 piringan hitam untuk diputar, Ia juga memilih lagu-lagu yang cocok dengan spirit Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018, yakni yang lebih jazzy, groovy dan juga upbeat, untuk beradaptasi dengan suasana disana. Terdapat pula beberapa lagu yang cool down dan chill untuk bersantai menikmati senja. David mengaku membuat set-list lagu berdasarkan respon para pengunjung saat itu. Ia selalu memperhatikan ekspresi para pengunjung dan mengobservasi mana lagu yang selanjutnya akan diputar.
Tidak hanya memperdengarkan musik yang original, tetapi David juga membuat mix tape agar pengunjung tidak bosan. Mix tape nya sendiri mencampurkan musik dengan sound effect ataupun percakapan dari cuplikan film legendaris yang berjaya pada masanya. Nggak heran, kalau headphone yang disediakan selalu habis digunakan oleh para pengunjung. Bahkan harus ada yang menunggu saat ingin mencobanya. Para pengunjung mendengarkan musik sambil berjoget, foto-foto ataupun menggambar diatas vinyl.
Gambar Vinyl kreasi pengunjung
Tidak hanya Silent Disco, setiap hari terdapat 2 sesi mural vinyl. Para pengunjung dibagikan piringan hitam dan spidol, dan dibebaskan menggambar apapun. Banyak banget kreasi para pengunjung, mulai dari menggambar tentang musik, alam bawah laut ataupun konsep abstrak yang keren banget. Piringan hitam yang sudah digambar ini juga dapat dibawa pulang dengan cuma-cuma.
Respon positif pengunjung
Aktivitas-aktivitas seru ini mendapat respon yang sangat positif dari para pengunjung. Salah satunya adalah Mayang & Indra asal Jakarta. Awalnya mereka ingin pulang, tapi saat melihat instalasi ini begitu colorful, jadilah mereka membelokkan langkah kakinya dan masuk ke dalam. Konsep yang keren dan artsy ini juga membuat mereka stay cukup lama di Art & Sound Experience. Indra yang kebetulan seorang kolektor vinyl juga mengemukakan pendapatnya "Seru banget, masuk ke suatu tempat dan difasilitasi melakukan untuk melakukan sesuatu nggak cuma bengong doang,".