Worst Comic-Book Movies
Siapa sih yang nggak suka melihat aksi superhero di layar lebar? Sejauh ini Hollywood banyak sekali menayangkan film – film superhero yang di adaptasi dari komik, seperti jagoan-jagoan dari Marvel dan DC. Tapi apa jadinya sih kalau film yang kita nantikan nggak sesuai dengan ekspektasi, terutama buat lo yang ngerti banget sama komik aslinya. Ini dia nih film – film superhero adaptasi komik yang kualitasnya nggak sesuai ekspektasi:
- Batman Forever (1995)
Walaupun banyak yang menganggap film Batman terburuk adalah Batman and Robin, tapi sebetulnya nggak juga, at least Batman and Robin masih dianggap film cult. Sutradara Joel Schumacher mengubah kesan dark yang ada di dua film Batman garapan Tim Burton, dan menjadikannya terlihat seperti serial Batman yang tayang pada tahun 60an lalu. Alhasil para kritik menganggap film ini terlalu berisik, terlalu sibuk, dan terlalu membosankan.
- Spawn (1997)
Spawn adalah icon comic book yang cukup besar di tahun 90an. Setelah itu seperti biasa Hollywood ingin membuat versi adaptasi dari komik ini lalu muncullah film Spawn, film adaptasi komik yang konon memiliki budget yang besar. Masalahnya, “budget besar” tersebut nggak keliatan sama sekali di film ini. Spawn memiliki acting dan special effect yang terlalu biasa dan “gitu aja”.
- Daredevil (2003)
Kalau aja pembuatan film ini dilakukan dengan baik, mungkin kualitasnya bisa menandingi The Dark Knight. Tapi bagaimanapun film ini merupakan film gagal. Banyak penonton yang menganggap film ini mempunyai sisi positif karena kesan dark-nya dan masih setia pada unsur dari komik, tapi mereka menganggap film ini terlalu melodramatic.
- The Phantom (1996)
Apa sih yang keren dari pria kurus memakai kostum ketat berwarna jingga dan mempunyai sidekick hewan? Nggak ada intimidasinya sama sekali! The Phantom versi film ini aneh, seperti campuran yang nggak lazim antara Tarzan dan Indiana Jones.
- Spider-Man 3 (2007)
Kaget nggak Spider-Man 3 masuk daftar? Coba perhatiin aja, dibanding dua film sebelumnya, film ke 3 ini terlalu datar, terlalu banyak karakter dan villain, terlalu banyak dialog, terlalu banyak drama romansa. Terlalu banyak, sampai jadinya nggak fokus ke satu tema aja. Film yang seakan malah menjungkir-balikkan kesuksesan film pertamanya.
Source : onlinemovies.pro, www.thecomicbookshop.com