Twitter Mengizinkan Para Karyawannya untuk Tetap Work from Home Pasca COVID-19
Twitter adalah salah satu platform sosial media yang paling populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Lo mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang hobi nge-scroll timeline Twitter #MumpungLagiDirumah aja. Selama pandemi COVID-19, Twitter juga nggak luput dari dampak negatif wabah global ini.
Setelah sekian lama bekerja bersama di kantor, Twitter pun terpaksa mengharuskan para karyawannya untuk bekerja dari rumah. Nampaknya, sistem work from home ini pun akan tetap dijalankan oleh Twitter seterusnya, bahkan setelah COVID-19 berakhir.
Twitter Mendukung Sistem Work From Home
Sejak tanggal 11 Maret, Twitter sudah mengharuskan para karyawannya untuk bekerja dari rumah. Terhitung lebih dari dua bulan, akhirnya Twitter mengumumkan kepada segenap staff Twitter melalui email dari sang CEO, Jack Dorsey, bahwa mereka diperbolehkan untuk menganut sistem work from home “selamanya.”
Twitter memberikan kelonggaran bagi para karyawan yang sudah terlanjur nyaman bekerja dari rumah masing-masing. Selain itu, perusahaan ini juga memberikan tunjangan tambahan kepada seluruh staff untuk membeli segala keperluan kantor di rumah mereka, seperti meja dan kursi kerja.
Twitter sendiri mengklaim bahwa dirinya merupakan perusahaan pertama yang menerapkan sistem work from home seterusnya. “The past few months have proven we can make that work. So if our employees are in a role and situation that enables them to work from home and they want to continue to do so forever, we will make that happen,” ujar narasumber dari Twitter melalui sebuah press release.
Kantor akan Tutup Hingga September
Walaupun Twitter menjadi pelopor penganut sistem work from home, rupanya perusahaan teknologi ini menjadi yang paling awal membuka kantor kembali, yakni di bulan September. Perusahaan besar lainnya, seperti Facebook dan Google, telah memperpanjang himbauan work from home hingga tahun 2021. Sementara Amazon memperpanjang ajuan work from home hingga Oktober.
Amerika Serikat menjadi salah satu negara dengan pasien COVID-19 tertinggi di dunia, di mana terdapat sekitar 1,974 kasus virus corona di wilayah San Fransisco tempat kantor pusat Twitter berlokasi. Sebagai langkah penanganan, Twitter pun akan membuka kembali kantor mereka secara bertahap. Bahkan, seluruh aktivitas tatap muka, business travels, dan acara resmi sudah ditunda hingga tahun 2021.
Tren Baru di Silicon Valley
Wilayah Silicon Valley sendiri dikenal sebagai pusat bisnis, sarang para perusahaan teknologi raksasa di dunia. Selama bertahun-tahun, perusahaan-perusahaan ini sudah mengeluarkan milyaran dollar untuk biaya lokasi kantor per tahunnya. Saat dunia dilanda virus corona, nggak bisa dipungkiri kalau budaya kerja tech companies ini perlahan akan berubah.
Melalui tindakan yang diambil Twitter, muncul peluang bagi perusahaan-perusahaan lain untuk mengikuti jejak Twitter dalam menerapkan sistem work from home pasca COVID-19. Work from home disinyalir akan menjadi tren baru bagi Silicon Valley, satu kemewahan yang ditawarkan perusahaan bagi para karyawannya.
Sources: The Guardian, CNN, Tech Crunch