Tubuh Sebagai Kanvas, Menelusuri Kehidupan Tattoo Artist Olga Caca
Tato adalah salah satu medium seni yang memiliki dan mengantarkan cerita dari pemiliknya. Kali ini, kita akan ngobrol seru bareng salah satu pembuat tato (tattoo artist) ternama, yaitu Olga Caca. Kalau lo salah satu penggemar tato, mungkin lo juga pernah melihat karyanya beredar di media sosial, Urbaners!
Berhasil mencuri perhatian dengan gaya tato yang artsy membuat nama Olga Caca stand out di kalangan komunitasnya. Sisi nyeni tersebut ternyata sudah tertanam pada perempuan yang memiliki nama asli Monica Olga ini sejak berumur dua tahun. Menggambar menjadi terapi tersendiri bagi Olga Caca agar dapat mengasah kemampuan, sekaligus menyalurkan emosi. Bedanya, untuk pembuatan tato, Olga Caca harus menggunakan tubuh sebagai kanvas gambar. Yuk, kenalan lebih jauh sama Olga Caca!
Jatuh Cinta di Pengalaman Pertama
Ia mengaku sering mendapatkan inspirasi desain tato dari sesama tattoo artist atau dari internet. Adanya inspirasi dari sesama seniman justru membuat perempuan yang mengidolakan tattoo artist Nikko Hurtado ini sangat menghargai orisinalitas. Ia pun tertarik untuk menekuni dunia tato setelah diperkenalkan oleh teman-temannya yang bergelut di medium yang sama.
Awalnya, Olga Caca memulai karier ini sebagai apprenticeship selama tiga bulan di studio tato teman - yang sekarang jadi suaminya. Dari sana, mulailah Olga Caca dikenalkan dengan beberapa teman tattoo artist lain yang nggak sungkan untuk saling berbagi ilmu. Lama-kelamaan, Olga merasa ketagihan. Ia memutuskan untuk mendalami karir sebagai tattoo artist.
Tidak Pernah Berhenti Belajar
Selain dari lingkungan sekitar, Olga Caca pun berbagi soal kesulitan dalam proses pembuatan tato yang memiliki kesulitan bervariasi. Ada tato yang hanya membutuhkan waktu pengerjaan sepuluh menit, tapi ada juga yang menyita waktu hingga lebih dari sembilan jam. “Kadang punggung dan tanganku suka sakit kalau sesi tatonya terlalu lama,” canda Olga Caca saat ditanya apa suka duka menjadi tattoo artist.
Durasi pengerjaan muncul dari tingkat kesulitan desain dan apakah tato yang diinginkan menggunakan warna atau tidak. Olga sendiri mengaku bahwa salah satu ciri khasnya adalah desain tato berwarna. Meski begitu, ia nggak mau membatasi jiwa seni orang lain untuk mendeskripsikan signature style dari kreasi tatonya.
Ingin Abadikan Kenangan Lewat Tinta Tato
Kesan positif tersebut pun ikut ‘tertular’ pada Olga Caca. Memilih karier sebagai tattoo artist telah membantunya dalam membentuk personal value. Selain membuktikan dengan kerja keras dan pencapaian pada orang yang ragu akan keputusannya, Olga Caca pun belajar soal proses apresiasi serta pentingnya kesabaran.