The Panturas yang Selalu Bersenang-senang
Perjalanan The Panturas makin hari, makin sip. Dari sudut Jatinangor, Jawa Barat, mereka mulai merambah banyak tempat di Indonesia. Pelayaran—itu istilah yang digunakan—makin luas dan penggemar makin menggurita.
The Panturas beranggotakan Acin pada vokal dan gitar, Kuya di drum, Rizal di gitar dan Gogon yang bermain bas. Di balik keriuhan yang sering ditampilkan, sesungguhnya empat orang personil The Panturas punya sisi introvert yang muncul ketika diajak berbincang-bincang dengan intensitas yang tinggi.
Mereka merilis karya “Mabuk Laut” pada 2018. Itu merupakan rilisan kedua mereka bersama label asal Jakarta, Lamunai Records. Rilisan mereka, mini album “Fisherman’s Slut” mencuri perhatian setelah dirilis dalam bentuk kaset.
Mereka cenderung tidak banyak omong, lebih memilih untuk berbicara dengan penampilan panggung dan karya yang berisik tapi menohok. Walau, kadang juga tidak menggunakan lirik. Tidak banyak band instrumental yang bisa membuat orang crowdsurf dan bersenang-senang.
The Panturas memainkan surf rock, genre yang tidak begitu populer tapi punya pengikut setia di Indonesia. Secara khusus, mereka juga mengaku terpengaruh oleh The Southern Beach Terror, band surf rock Indonesia asal Jogjakarta yang sudah tidak aktif bermain lagi.
“Kita nggak pernah nyangka The Panturas yang dibikin di teras doang bertiga, sekarang bisa sebesar ini,” kata mereka di salah satu bagian MLDPODCAST Season 1 Episode 3.
Pengaruh yang mereka sebar, dampaknya luas. Pergerakan penggemar bertambah dari hari ke hari. Dengan sendirinya juga, makin banyak orang yang dibuat bersenang-senang oleh musik yang mereka mainkan.
Perjalanannya masih jauh dari kata berhenti. Berbagai macam hal menyenangkan juga terus menerus mereka gelontorkan. Mengikuti jejak The Panturas di media sosial sungguh seru dan bisa jadi hiburan tersendiri. Bisa jadi, makin lama, mereka akan ada di mana-mana.