Spacer, Alternatif Tempat Penyimpanan Barang
Menyimpan barang di rumah bisa menjadi sangat tricky. Jumlah barang-barang lama yang masih penting untuk disimpan sering kali berbanding terbalik dengan space yang tersedia. Akibatnya, lo pun harus menata barang-barang tersebut secerdik mungkin meskipun harus membuat rumah terlihat penuh. Worry no more, Urbaners, kini lo bisa mempertimbangkan untuk bergabung dengan Spacer, startup yang menyediakan tempat penyimpanan untuk barang-barang lo.
Sewa-Menyewa Tempat Menyimpan Barang
Spacer didirikan oleh dua orang asa Australia, yakni Mike Rosenbaum dan Roland Tam. Rosenbaum adalah mantan direktur sebuah situs online shopping bernama Deals Direct, sedangkan Tam merupakan seorang entrepreneur sekaligus pegawai di suatu perusahaan. Mereka sadar bahwa nggak semua orang di Australia mempunyai rumah yang luas. Dan hal itulah yang menginspirasi mereka untuk mendirikan Spacer.
Ide dasar dari Spacer ini cukup simpel, Urbaners, yakni menghubungkan orang yang ingin menyewa tempat untuk menyimpan barang-barang dengan orang yang bersedia untuk menyewakan tempatnya. Kalau lo berminat, lo bisa memilih untuk menyewa bagian indoor atau outdoor. Barang-barang yang mau lo simpan pun bisa bermacam-macam, mulai dari pakaian, sepeda, mobil, bahkan perahu.
Mematok Harga yang Terjangkau
Di Australia, ada cukup banyak jasa fasilitas self-storage yang tersedia. Sayangnya, harga yang dipatok relatif mahal. Di Sydney, misalnya, lo harus mengeluarkan uang sebanyak $508 hingga $653 perbulan untuk menggunakan jasa fasilitas self-storage selama kurang-lebih 2,5 tahun. Harga tersebut tergantung dari jenis barang yang bakal lo simpan.
Menyadari adanya keluhan tersebut, Spacer pun hadir dengan harga yang jauh lebih murah. Setiap garasi yang terdaftar dalam Spacer bisa lo sewa dengan kisaran harga $145 hingga $254 per bulannya. Sedangkan, untuk loteng, kamar tidur, dan taman, Spacer mematok harga sewa sebesar $109 hingga $181 Spacer mengambil komisi sebesar 15% untuk setiap transaksi yang dilakukan.
Spacer memiliki ide yang cukup menarik, bukan? Lo jadi bisa terhindar dari kerepotan dalam menata barang. Tapi, jika Spacer masuk ke Indonesia, kira-kira ia bakal laku, nggak, ya? Lo bersedia untuk mencoba, Urbaners?
Source: techinasia.com, spacer.com.au, startupdaily.net