Reebok Kembangkan Sepatu dari Jagung
Apa yang Urbaners lakukan dengan sepatu yang sudah tidak dipakai? Mungkin Urbaners akan buang ke tempat sampah. Di tempat pembuangan, sepatu-sepatu bekas Urbaners akan menjadi barang yang sulit terurai, sehingga menambah timbunan.
Reebok sadar betul kalau limbah sepatu yang sudah tidak dipakai oleh pemiliknya biasanya tergeletak begitu saja dan menjadi sampah. Tidak bisa terurai, karena biasanya sepatu dibuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Reebok memulai program membuat sepatu ramah lingkungan. Tak seperti umumnya, sepatu ramah lingkungan akan melewati proses “hijau” dari awal pembuatan hingga menjadi barang bekas. Program itu disebut Corn + Cotton.
“Kebanyakan sepatu tidak dibuat untuk bisa terurai di kemudian hari. Kami ingin menciptakan sepatu di mana seluruh prosesnya, dari pembuatan, pemakaian, hingga pembuangan tidak mengotori Bumi,” ujar Bill McInnis, pimpinan proyek Reebok Future.
Sepatu dari jagung mungkin tak terlintas dalam pikiran kebanyakan orang. Sebab selama ini jagung dikenal sebagai sumber makanan untuk manusia dan pakan ternak. Jagung terkadang diolah untuk dijadikan bahan bakar berjenis biofuel. Namun Reebok berhasil menggali manfaat lain dari jagung.
Reebok bekerja sama dengan perusahaan DuPont Tate & Lyle Bio Product, produsen penghasil karet bernama Susterra propanediol. Dari hasil kerja sama ini, akhirnya terciptalah sol sepatu untuk produk-produk Reebok yang mana menggunakan material organik.
“Pada akhirnya, tujuan kami adalah untuk membuat pilihan yang luas dari alas kaki berbasis bio yang dapat dikomposkan setelah digunakan. Kemudian, kami akan menggunakan kompos tersebut sebagai bahan dasar yang berfungsi untuk pupuk dan dapat menumbuhkan material organik lainnya," ungkap McInnis.
Sol sepatu ini terbuat dari bahan turunan jagung yang bebas petroleum dan tidak beracun. Sedangkan bagian atasnya dibuat dari katun yang bisa didaur ulang. Bentuknya seperti kebanyakan sepatu casual yang sering banyak jumpai. Lo tidak akan menyadarinya bila tidak diberi tahu.
Lalu bila kita tidak tahu bedanya, bagaimana kita seharusnya membuangnya kelak? Apakah sama seperti membuang sepatu lain? “Tidak masuk akal bila kita menciptakan sesuatu yang bisa terurai namun kemudian berakhir di pembuangan sampah biasa,” kata McInnis.
Reebok dan DuPont Tate & Lyle Bio Product masih melakukan serangkaian uji coba untuk mengetahui ketahanan sampai berapa lama sol sepatu itu dapat digunakan sebelum dikomposkan. Rencana besar lainnya, Reebok akan membuat seluruh produk sepatunya dari bahan ramah lingkungan.
Apakah Urbaners tertarik untuk memilikinya? Sol sepatu Reebok yang terbuat dari katun dan jagung itu akan mulai dipasarkan sekitar tahun depan.
Source: Hai.grid.id