Ngayogjazz: Festival Desa Favorit Indonesia
Alam desa yang sekilas nampak tradisional, menjelma menjadi kawasan internasional di mana banyak orang dengan kulit berbeda warna dan dialek tumpah ruah jadi satu. Untuk musik yang selalu perlu dirayakan.
Ngayogjazz telah memasuki tahun kesepuluh penyelenggaraannya. Sudah berlangsung lama dan terus menerus pindah tempat untuk mencari pengalaman baru. Ada yang sama: Puluhan ribu orang meluangkan waktu mereka untuk menyusuri pematang sawah, siap menerjang hujan serta mengalami macet panjang guna mencapai lokasi festival.
Kepasrahan yang berlangsung setiap tahun itu menjadi semacam kompensasi pengalaman yang memang layak dibela. Semua pihak yang turut serta di festival itu, selalu siap untuk menukar apapun kenyamanan dimiliki dengan musik yang dimainkan secara konstan di sejumlah panggung yang tersebar di beberapa lokasi desa.
Setiap tahun, desa yang dipilih selalu berganti. Ada baiknya, karena dengan sendirinya, ini memunculkan potensi-potensi beda dari keberagaman kehidupan menarik milik Jogjakarta sekaligus memeratakan datangnya pengalaman seru menjadi tuan rumah sebuah festival jazz yang benar-benar menerabas kelas sosial dan berstatus untuk semua kalangan.
Selalu menarik rasanya melihat semua pihak menyiapkan diri dan fokus pada peran mereka. Tahun ini, misalnya, Harvey Malaiholo yang tampil bersama Shadow Puppets, harus naik panggung di sebuah rumah di sisi jalan desa. Harvey yang tampil dengan dandanan khasnya dan reputasi segudang, nampak berhasil menyesuaikan diri dengan kesederhanaan yang ditawarkan lokasi pertunjukannya. Ia nampak berhasil menyatu dengan kondisi festival. Rasanya semua penampil mengalaminya.
Yang juga menarik adalah pertemuan reguler berbagai macam komunitas jazz yang tersebar dari beberapa kota. Masing-masing diberi porsi yang cukup oleh Ngayogjazz untuk ikut serta di dalam festival ini dan mempertontonkan karya mereka ke publik yang lebih luas.
Keberhasilan untuk selalu dekat di hati penontonnya, bisa jadi disusun oleh kemampuan baik membuat program acara. Perpaduan antara nama besar, perwakilan komunitas, seni daerah dan mereka yang baru memulai karir, nampak begitu nyata. Kelebihan Ngayogjazz ada di sini sehingga apapun yang disajikan, sudah pasti menjadi santapan enak untuk orang.
Tahun ini, festival dipuncaki oleh kehadiran Fariz RM yang memang sudah lama ditunggu-tunggu kehadirannya. Penampilan cemerlang dari Bonita & the Hus BAND serta Risky Summerbee and the Honeythief juga mencuri perhatian.
Seperti biasa, ini festival yang komplit. Pengalaman yang diberikan pun luas biasa berkesan. Yang jelas, tahun ini tidak hujan dan air berganti menjadi debu pematang yang mengepul pelan-pelan. Jaya selalu, Ngayogjazz. Sampai jumpa tahun 2017.