Navicula Musik: Usung Psychedelic Grunge hingga Tur ke Amerika
Ketika tahun 90-an musik Indonesia masih demam lagu cinta, Navicula sudah berani melawan arus dengan membawakan lagu bertemakan lingkungan hidup. Ini semacam panggilan yang terus dijalani meski 23 tahun sudah bergulir.
“Sebenarnya Navicula bisa dibilang cross genre, semua genre musik dimainkan. Tapi gue dan teman-teman cukup pede untuk bilang Navicula punya cita rasa sendiri. Mau musik apa pun yang dimainkan pasti yang dengar bakal tahu, ini lagunya Navicula,” cerita Robi. Yuk, simak selengkapnya cerita band yang sukses melakukan rekaman lagu di studio Record Plant Hollywood ini!
Eksis Hingga 23 Tahun Bersama
Banyak band musik di Indonesia yang datang dan pergi. Namun, Navicula termasuk salah satu band yang nggak lekang dimakan waktu. Berdiri sejak tahun 1996, band yang beranggotakan Robi (vokal, gitar), Dankie (gitar), (alm) Made (bass), dan Gembul (drum) ini masih setia menyuarakan isu-isu lingkungan, humanisme, dan perdamaian dengan warna suara yang berbeda-beda.
“Iya psychedelic-grunge, tapi gue lebih suka bilang kalau warna musik Navicula itu fleksibel. Punk, hard rock, world music, ada folk juga, alkemis, etnik, ada banyak jenis. Tapi ibarat masakan, mau masak cap cai, sushi sekalipun, tapi orang pasti tahu chef-nya Navicula,” jelas Robi.
Eksis selama 23 tahun bukanlah waktu yang sebentar, apalagi di dunia musik yang sangat dinamis. Kalau bukan karena passion, Robi dan kawan-kawan nggak mungkin bertahan dalam durasi yang selama ini. Bisa jadi, alasan menghindari kejenuhan jugalah yang membuat Robi dan teman-teman Navicula kerap membawakan musik dengan “warna” berbeda meski “rasanya” tetap sama, Navicula’s taste!
“Pastilah ada bosan. Ketika passion menjadi rutinitas, gue dan teman-teman berusaha untuk membuat apa yang kami senangi itu tetap terasa ‘hangat’. Upayakan seimbang, jangan semua yang dilakukan serba hitung-hitungan,” jelas Robi.
Obrolan di “Meja” Memang Selalu Tentang Lingkungan!
Kenapa Navicula harus ngomongin soal lingkungan? Diakui Robi, pada tahun 90-an saat Navicula baru-baru berdiri, mereka sempat mempertanyakan tema apa yang ingin dibawakan dalam lagu-lagunya. Ketika itu, obrolan di meja, baik itu dengan teman-teman ataupun keluarga, selalu tentang lingkungan. Makanya, topik ini pada akhirnya menjadi sumber inspirasi terkuat buat Robi dan teman-teman untuk membuat lagu.
Apalagi, saat itu tema lingkungan masih menjadi sesuatu yang jarang untuk dibunyikan. Navicula bisa dibilang sebagai pionir yang bercerita mengenai pentingnya sustainability dan kemanusiaan. “Cinta kan nggak harus cinta kepada pasangan, tetapi juga kepedulian akan masa depan. Cinta adalah topik yang luas, dan Navicula kebetulan membawakan tema cinta yang lebih universal,” terang Robi.
Mafia Hukum, Biarlah Malaikat, Orangutan, Harimau! Harimau! adalah beberapa lagu Navicula yang memuat kritik mengenai sosial, lingkungan, dan kasus-kasus ketidakadilan yang terjadi di Indonesia.
“Lewat lagu-lagu yang dinyanyikan, kami nggak hanya protes lewat lagu, tetapi juga kritik yang membangun dan imbauan untuk duduk mencari solusi,” cerita Robi lebih lanjut. Karenanya, Navicula semakin ke sini kerap bekerja sama dengan lembaga ataupun produsen yang sejalan dengan visi misi Navicula. WWF, Body Shop, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), National Geographic, Visinema adalah beberapa lembaga dan produsen yang sampai sekarang bekerja sama dengan Navicula memerangi kejahatan terhadap lingkungan.
Ketika ditanyakan, apakah ada perubahan goal dari tahun 1996 terbentuk sampai era sekarang, “Masih sama, mengikuti passion menyuarakan nurani, bedanya sekarang kami sudah tambah tua dan berkembang-biak hehehe,” jawab Robi sambil terkekeh.
“Tapi ya gitu, mau terkenal atau nggak terkenal, musik adalah passion gue dan teman-teman. Musik adalah cara kami menyuarakan hati, pikiran, dan perasaan. Nggak akan pernah bosan, asal lo jangan hitung-hitungan,” tambahnya serius.
Kreatif yang Bertanggung jawab
Melihat perkembangan musik di Indonesia yang masih berputar soal topik cinta, Robi membebaskan tiap musisi untuk menyalurkan kreativitas masing-masing. “Terserah deh lo mau bawain musik lo bagaimana, mau tema cinta atau tema yang lain, asalkan lo melakukannya dengan bertanggung jawab,” tukas Robi.
Menurutnya, salah satu penyebab one hit wonder adalah terlalu mengikuti tren sehingga kehilangan warnanya sendiri. Apalagi di era sekarang ini, platform sudah berkembang pesat, sudah selayaknya masyarakat bisa lebih smart.
Pilah-pilih mana informasi yang layak dikonsumsi supaya output-nya juga berkualitas. Jangan terlalu mengejar bisnis, idealis ditinggalkan. Jadilah permen yang bergizi. Permen juga bisa bergizi kalau lo olah dengan bahan-bahan berkualitas, bermanfaat, jadi nggak hanya pengemasannya saja yang menarik.
“Lo boleh banget kreatif, tapi tetap ‘berisilah!” pungkas Robi. Ia membocorkan, tahun depan Navicula akan kembali mengadakan tur ke Amerika selama kurang lebih dua minggu. Selamat dan semoga lancar ya, guys!