Menutup Rangkaian Tur di Rumah Sendiri
Balai Resital Kertanegara di pusat kota Jakarta, tidak banyak membuka ruang untuk musik jazz. Kali ini, pintu dibuka untuk MLDSPOT Intimate Sound yang menghadirkan MonitaTahalea, Gerald Situmorang dan Sri Hanuraga.
Dari seluruh pertunjukan yang berlangsung di tur ini, Jakarta bisa jadi merupakan pertunjukan yang paling padat. Tiket terjual habis dan ruang pertunjukan terpaksa mengakomodir jumlah penonton yang melebihi kapasitas gedung. Nyaris tiga ratu orang datang menghadiri pertunjukan di rumah sendiri ini. “Ya, hari ini tiket sold out,” kata Gerald dari panggung. Segera saja riuh penonton menyambutnya.
Ketiganya masih menampilkan repertoir yang sama dengan lima kota lainnya. Penampilan di Jakarta ini, punya jeda dua hari dengan Bandung yang jadi kota sebelumnya. Raut wajah ketiganya nampak lebih segar. Bahkan Gerald Situmorang yang harus bermain di dua hari jeda tur bersama Barasuara –bandnya yang lain— pun punya kondisi yang terlihat fit. Bisa jadi, kondisi itu terjadi merespon energi yang dikirim penonton.
Reaksi penonton menjadi faktor penting yang terus menerus jadi bagian tersendiri di masing-masing kota yang disinggahi. Antusiasme yang konstan, terjadi terus menerus. Pengalaman menyaksikan pertunjukan di rangkaian tur ini, memang spesial. Ketiga musisi yang sering main bersama ini, jarang sekali melebur karya mereka masing-masing menjadi satu set kolektif yang dimainkan bersama-sama. Biasanya, mereka dipersatukan oleh set Monita Tahalea. Baik Gerald maupun Aga, memang kerapkali terlibat dalam The Nightingtale, band pendukung panggung Monita.
“Di setiap kota kayak ada hal baru yang didapat,” ujar Gerald tentang pengalaman bertemu dengan banyak penonton di Malang, Surabaya, Jogjakarta, Semarang dan Bandung. Di Jakarta, suasana nampak lebih rileks. Akhir tur ditutup dengan baik di rumah sendiri.