Memaknai HKI lewat #LaguBaruDariMasaLalu
Keadaan dunia pada 2020 lalu bisa dibilang sebagai tahun di mana kita semua merasakan keterpurukan. Mulai dari kebiasaan berubah, banyak hal yang harus tertunda, dan masih banyak lagi kendala yang dihadapi. Setelah satu tahun berlalu, akhirnya era new normal menjadi titik balik dan awal baru bagi sebagian besar orang.
Hal ini juga dimanfaatkan oleh MLDSPOT. Bersama dengan Irama Nusantara, MLDSPOT mencoba merangkai sesuatu yang baru – tentunya di bidang musik. Sebagai pihak yang telah memiliki arsip digital dari rilisan musik Indonesia, Irama Nusantara memiliki cita-cita untuk memberikan warna baru bagi industri musik di Indonesia.
Setelah pembicaraan panjang, muncul sebuah ide besar dengan tema #LaguBaruDariMasaLalu. Setelah 6 bulan lamanya dan akhirnya akan dirilis dalam waktu dekat, pasti lo penasaran dengan kehadiran karya besar ini kan? Pastikan lo membacanya sampai akhir – karena karya ini nggak boleh dilewatkan, bro!
#LaguBaruDariMasaLalu dan Terma “Indonesian City Pop”
Edukasi mengenai terma bebas tersebut dilakukan karena lahirnya fenomena global ini selama beberapa tahun terakhir. Terma yang lahir dari Kepopuleran musik dari Jepang ini akhirnya membuka jalan untuk lahirnya #LaguBaruDariMasaLalu.
Proyek dengan output sebuah mini album yang melibatkan 8 musisi Indonesia ini nantinya akan berisi aransemen ulang lagu-lagu yang sempat menjadi primadona di dekade 80-an. Karya epik ini nggak cuma menghadirkan warna baru pada lagu yang telah lalu, tapi juga menjadi pembuka bahwa karya dari masa lalu masih bisa dinikmati dengan aransemen yang baru.
#LaguBaruDariMasaLalu dengan Musisi yang Lalu
Bukan sebuah perjalanan yang mulus tentunya, namun untuk menciptakan #LaguBaruDariMasaLalu perlu perjalanan panjang untuk mendapatkan legalitas dari musisi yang telah mempopulerkan lagu-lagu yang ada pada album ini.
Tanpa mengesampingkan itu, MLDSPOT dan Irama Nusantara bekerja keras untuk mendapatkan legalitas ini. Dengan menjalankan etika dan regulasi dari penggunaan hak cipta – tepatnya Mechanical Rights, akhirnya tercapailah pembuatan album #LaguBaruDariMasaLalu ini.
Mendapatkan hak eksklusif dari pemegang hak cipta emang bukan hal yang mudah, menemui pencipta atau pihak yang memasarkan lagu-lagu yang dirilis ini harus tepat – bahwa mechanical rights yang didapat adalah hak penggandaan dalam bentuk format kaset, CD, piringan hitam, serta digital.
Hal yang berkaitan erat dengan HKI ini menjadi bukti bahwa isu nasional dalam optimalisasi sebuah karya ini memang nyata adanya. Harapannya, proyek #LaguBaruDariMasaLalu ini bisa menjadi inspirasi dan edukasi bagi para musisi dan kreator lainnya – baik di industri musik maupun industri lainnya.
Album Inspiratif bagi Musisi Muda
Album yang telah melakukan proses mastering di Abbey Road Studios dan dikerjakan oleh Frank Arkwright ini diisi oleh Dhira Bongs, Kurosuke, Aya Anjani dan Parlemen Pop, Vira Talisa dengan MLDJAZZPROJECT Season 1, Adoria, serta Mondo Gascaro dan Andien.
Dhira Bongs membawakan lagu “Walau Dalam Mimpi” yang dipopulerkan oleh Ermy Kulit, Kurosuke yang juga penggemar Transs membawakan lagu “Senja dan Kahlua”, Aya Anjani dan Parlemen Pop yang membawakan lagu mendiang ayah dari Aya Anjani – yaitu Yockie Suryo Prayogo, Vira Talisa dan Adoria yang membawakan “Dunia yang Ternoda” milik Jimmie Manopo, serta Mondo Gascaro dan Andien yang membawakan “Kisah Insani” milik Chrisye dan Vina Panduwinata.
Cerita inspiratif ini menjadi satu dalam #LaguBaruDariMasaLalu. Nggak cuma nikmatin lagunya aja, lo juga bisa merasakan cerita yang dimiliki oleh masing-masing musisi yang menghadirkan nuansa baru dalam menikmati genre yang seringkali disebut “Indonesian City Pop” ini.
Setelah membaca keseruan album ini, lo pasti nggak sabar dengan perilisannya kan? Bakal dirilis sebentar lagi, pastikan lo pantengin terus sosial medianya @MLDSPOT, bro!