Kunto Aji: Digemari Anak Muda
Kunto Aji pelan-pelan mengambil posisi penting di industri musik Indonesia. Jalan masuknya dipenuhi oleh berbagai macam penampilan seru. Salah satunya adalah apa yang terjadi di Kampoeng Jazz 2017.
Sudah dua tahun berlalu sejak album Generation Y dirilis pada tahun 2015. Tapi efek lanjutan dari album itu masih belum berhenti untuk Kunto Aji. Karenanya, ia masih turun-naik panggung dan berkeliling ke banyak tempat di Indonesia. Untuk seorang penyanyi pendatang baru, yang ia jalani sekarang lumayan menarik perhatian.
Kampoeng Jazz 2017 menyaksikan betapa handalnya ia mengendalikan penonton yang telah sabar menantikannya beraksi di panggung. Ia berhasil mengubah energi yang dikirimkan penonton menjadi dorongan untuk semakin liar membakar malam.
Membuka dengan intro Generation Y, Suara, Kunto Aji benar-benar terlihat naik kelas. Ia membiarkan band pengiringnya memainkan intro lagu itu sementara ia masih membiarkan semuanya berjalan dari pinggir. Suaranya ada, tapi wajahnya tidak ada. Itu membuat penonton semakin penasaran dan berteriak adalah reaksi wajar yang mungkin sekali muncul mengikuti.
Benar saja, begitu muncul di atas panggung, teriakan yang tadi sudah muncul makin mengeras suaranya. Tidak memberi jeda, ia langsung menghajar penonton dengan sejumlah lagu lanjutan. Termasuk lagu Terlalu Lama Sendiri dan Pengingat, dua hits yang seringkali berputar di kehidupan banyak orang.
Dengan album Generation Y, tampak sekali Kunto Aji berhasil menjelma menjadi suara untuk banyak anak muda yang memang seleranya telah bergeser dari dominasi penyanyi yang lebih senior model Glenn Fredly atau Tompi. Mungkin, ia bisa jadi ada di kelas penggemar yang sama dengan Tulus.
Dalam penampilannya, ia juga begitu penuh dengan energi. Mudah sekali menemukannya berpindah dari sisi panggung yang satu ke sisi lainnya. Seolah memang banyak napas yang membuatnya mampu melakukan aksi panggung yang seperti itu.
Jam terbangnya makin banyak. Kekhasannya ada di lagu-lagu yang dekat sekali dengan kehidupan anak muda. Tidak puitis, tapi bisa berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami. Mungkin itu menjadi penyebab utama kenapa orang senang menyaksikannya bermain dan menikmati musiknya.