Kecolongan, Spotify Klaim 2 Juta Penggunanya Pakai Premium Secara Gratis
Salah satu layanan musik streaming online terbesar di dunia, Spotify, mengumumkan bahwa pada Maret 2018, setidaknya ada dua juta pelanggannya yang menggunakan layanan premium tanpa membayar. Apakah hal ini merugikan Spotify? Tentu nggak, karena dua juta pelanggan nakal tersebut ternyata hanya 1,3% dari total jumlah pelanggannya. Menurut nme.com, Spotify di tahun 2018 ini mempunyai total 159 juta pelanggan di seluruh dunia.
Mengotori rencana IPO Spotify
Spotify pada bulan April 2018 besok berencana akan melantai ke bursa saham. Agar sahamnya laku di pasaran, Spotify mulai “membersihkan” beberapa hal yang dianggap akan mempengaruhi harga dari sahamnya besok. Jika dirata-rata, para pelanggan premium ini per bulan membayar 10 pounds per bulan, itu berarti Spotify rugi 20 juta pounds atau sekitar 390 miliar rupiah. Walaupun Spotify mempunyai 71 juta pelanggan Spotify Premium, bukan nggak mungkin masalah ini akan jadi bumerang bagi Spotify di masa mendatang.
Demi melancarkan IPO di bulan April, Spotify berniat untuk men-banned dua juta akun tersebut jika di bulan April masih belum melakukan pembayaran. Bahkan di Bulgaria ada seseorang yang bisa “menipu” Spotify hingga satu juta dolar untuk menikmati Spotify Premium secara gratis.
Perkembangan pesat Spotify
Jika dulu iPod atau alat pemutar mp3 lainnya dinilai menjadi salah satu teknologi paling berpengaruh di dunia, sekarang streaming online perlahan mulai menggeser stigma tersebut. Dengan keuntungan Spotify yang mencapai lima miliar dolar dalam setahun, pasar streaming music online benar-benar sangat menggiurkan. Walaupun sempat dikritik habis-habisan oleh Taylor Swift dan Radiohead karena kompensasi yang nggak sesuai, Spotify sampai sekarang masih sangat berkembang.
Ketika berencana IPO, Spotify menjanjikan kepada calon pemegang saham bahwa keuntungan Spotify dalam dua tahun mendatang akan naik dua kali lipat. Ketika pertama kali masuk ke bursa saham nanti, valuasi Spotify akan berkisar 15 sampai 24 miliar dolar.
Source: Bloomberg.com