Jazz di Dekade 70-an: Ini Cikal Bakal Indonesian City Pop!
Perkembangan musik di Indonesia saat ini emang nggak terlepas dari sejarah dan gimana perjuangan musisi zaman dulu. Nggak cuma sekedar sejarah aja, ternyata ada banyak momentum penting dalam dunia musik yang perlu untuk lo ketahui.
Kalau beberapa minggu lalu ngebahas tentang gimana perkembangan musik pop di era 80-an yang akhirnya saat ini melahirkan #LaguBaruDariMasaLalu, ternyata musik jazz punya peran yang juga cukup penting terhadap perkembangan musik di Indonesia - salah satunya Indonesian City Pop.
Kontribusinya musik jazz di industri musik Indonesia juga nggak terlepas dari musisi-musisi berbakat kala itu dan punya sejarah tersendiri. Dari pada penasaran gimana perkembangan musik jazz di Indonesia, langsung aja simak ulasan lengkapnya di bawah ini, bro!
Jazz sebagai Musik Kaum Elit
Credit image - Wikipedia, 1920s in Jazz
Sekarang kalo dengerin musik jazz rasanya bukan sesuatu yang mewah, tapi lo tau nggak, bro – kalo pada awal kemunculannya, musik jazz dianggap sebagai musik yang hanya boleh dinikmati oleh kaum kelas atas alias elit!
Hal ini dikarenakan alat musik yang digunakan dalam musik jazz dianggap rumit – seperti terompet, piano, dan saksofon. Para kaum awam menganggap bahwa dengan alat musik yang rumit ini akhirnya musik yang dihasilkan pun menjadi lebih berkelas dan sulit dipahami oleh masyarakat – nggak seperti alunan musik pada umumnya.
Di Indonesia sendiri, musik jazz masuk pada tahun 1919 melalui The American Jazz Band yang piringan hitamnya diperkenalkan di Batavia. The American Jazz juga jadi musisi jazz pertama yang datang ke Indonesia.
Perkembangan Jazz di Indonesia
Setelah masuk di tahun 1919, perkembangan musik jazz di Indonesia cukup mengalami pasang surut. Awal dekade 50-an menjadi titik balik di mana musik jazz mulai berkembang. Hal ini ditandai dengan kehadiran Chen Brothers dari Surabaya. Chen Brothers dibentuk oleh Teddy Chen – sebagai pemain klarinet; Nico pada drum, bass oleh Joppie dan Bubi pada piano.
Jack Lesmana pun ikut berperan sebagai additional players dari band ini. Di kemudian hari, didukung oleh rekan sesama musisi, Jack membuat musik jazz di Indonesia dengan musik yang lebih ramah di telinga masyarakat dan trendy pada era 70-an - yaitu musik-musik yang dipengaruhi oleh dari AOR –yang sempat dibahas beberapa waktu lalu.
Jack Lesmana dan Modernisasi Musik Jazz
Credit image - Arsip Irama Nusantara
Setelah hadir sebagai additional players dari Chen Brothers, Jack Lesmana melahirkan sejumlah klub para musisi jazz Indonesia dan membuat panggung-panggung festival musik jazz – salah satunya di Taman Ismail Marzuki bertajuk Jazz Masa Silam dan Masa Kini dan Pesta Jazz Kemarau’76.
Jack Lesmana membalut musik jazz sehingga lebih mudah diterima oleh kaum awam diterima dengan baik oleh penikmat musik di Indonesia dan menghilangkan stigma bahwa jazz merupakan musik yang hanya dinikmati oleh kaum elit aja.
Di era 70-an – dimana musik pop mengalami era barunya, musik jazz mengalami peningkatan pesat. Setelah menciptakan panggung-panggung musik jazz, Jack Lesmana semakin membuat musik jazz akrab di tengah masyarakat dengan membuat acara di televisi dengan nama TVRI bertajuk Nada dan Improvisasi.
Acara musik jazz ini menampilkan banyak musisi jazz baik dari kalangan yang sudah mendunia maupun yang masih pemula. Acara ini pun diterima dengan baik oleh publik, terbukti dengan berjalannya acara ini selama kurang lebih 10 tahun lamanya.
Pengaruh Musik Jazz pada #LaguBaruDariMasaLalu
Credit image - Arsip Irama Nusantara
Selain memiliki peran yang cukup penting dalam perkembangan musik Jazz di Indonesia, Ayah dari Indra Lesmana ini ikut berkontribusi dalam Irama Record – label rekaman pertama di Indonesia yang dimiliki oleh Suyoso Karsono. Berkat keahliannya, Jack dipercaya untuk mendapat peran penting dari album yang diproduksi oleh Irama Record.
Selain Irama Record, Jack juga ikut membantu para musisi jazz dalam negeri lain dalam sebuah komunitas dan studio rekaman lain, yaitu Hidayat Record. Setelah tergabung dalam Hidayat Record, Jack juga membantu para musisi jazz menciptakan karyanya.
Salah satu karya Jack yang bisa kita nikmati sampai saat ini adalah Api Asmara miliki Rien Djamain serta Semua Bisa Bilang milik Margie Segers – kedua lagu ini pasti pernah lo temui di playlist Indonesian City Pop di platform musik, kan? Karena ternyata emang banyak dipengaruhi dari musik jazz!
Perkembangan jazz di Indonesia ternyata berhasil membuat musik ini nggak lagi menjadi sesuatu yang dipandang sebagai musik untuk kaum elit. Nggak heran kalau jazz juga jadi salah satu pengaruh munculnya #LaguBaruDariMasaLalu ya, bro!
Referensi:
https://tirto.id/jack-lesmana-godfather-jazz-indonesia-cKKu
https://cultura.id/musik-jazz-dari-piringan-hitam-dan-lantai-dansa-hingga-ke-festival-budaya