Gordon Ramsay, Dari Restoran ke Layar Kaca
Siapa yang nggak kenal Gordon Ramsay? Dengan rambut pirang, tampang cool dan selalu memakai baju khas koki putih-putih membuat pria asal Skotlandia ini mudah banget dikenali. Sebagai koki profesional, rekam jejak Gordon Ramsay ini ternyata agak sedikit berliku lho, Urbaners. Siapa sangka, Gordon Ramsay ternyata dulunya mempunyai cita-cita sebagai pemain sepak bola!
Gara-gara cedera, Gordon Ramsay fokus jadi koki
Tumbuh besar di Skotlandia yang sepak bola menjadi agama kedua, tentu membuat Ramsay menjadikan sepak bola sebagai cita-cita utama. Tampil lumayan dan sempat menjalani pertandingan uji coba bersama Glasgow Rangers, karir sepak bola Ramsey harus pupus setelah cedera lutut pada umur 15 tahun. Tapi berkah dari cedera tersebut, Ramsey jadi fokus untuk menjadi koki profesional.
Pada awalnya, Ramsay menjadi asisten koki dan pindah dari hotel ke hotel dan restoran ke restoran. Pengalaman menjadi asisten koki inilah yang membentuk karakter Ramsey sebagai koki yang sangat disiplin. Dari situlah, pada tahun 1998, Ramsey mencoba membuka restoran pertama dengan nama Restaurant Gordon Ramsay. Lalu, 3 tahun kemudian, restoran Ramsey mendapatkan Michelin Star, penghargaan tertinggi yang bisa didapatkan oleh restoran.
Petualangan di layar kaca
Dengan muka galak, Gordon Ramsay mendapatkan popularitas setelah membintangi Faking It pada tahun 2001. Kemudian, Gordon menjadi bintang di acara Hell’s Kitchen, yang membuat trade mark Gordon sebagai koki galak, perfeksionis, dan sangat disiplin. Suksesnya Hell’s Kitchen membuat acara Master Chef tertarik untuk menjadikan Gordon sebagai juri.
Gordon Ramsay memang dikenal sebagai koki yang bisa dibilang hanya bagus di layar kaca. Padahal sebenarnya Gordon ini mempunyai puluhan restoran bintang lima dan tersebar hampir di seluruh dunia. Mengombinasikan kesuksesan di restoran dan layar kaca membuat Gordon masuk daftar 20 selebritis terkaya di dunia lho, Urbaners.