Geliat Mixed Martial Arts
Biasanya, tiap cabang bela diri memiliki teknik khas masing-masing. Sebut aja bela diri tinju dengan teknik pukulannya, judo dengan teknik bantingannya, atau tae kwon do dengan teknik tendangannya. Tapi, kalau nggak ingin terpaku dengan satu teknik aja, lo bisa melirik bela diri mixed martial arts (MMA). Berbeda dengan cabang bela diri lainnya, MMA memungkinkan lo buat bebas menggabungkan beragam teknik sekaligus ke dalam satu pertarungan.
Di dalam MMA, tiga teknik umum yang dipakai adalah teknik berdiri (stand-up) yang terdiri dari pukulan dan tendangan, bergelut (clinching) untuk membanting atau melempar lawan, serta pertarungan bawah (ground fighting) atau membanting lawan ke matras dan menguncinya hingga menyerah. Ketiga teknik umum tersebut diadaptasi dari berbagai cabang olahraga lainnya, seperti tinju, jiu-jitsu, gulat gaya bebas, gulat Greko-Romawi, jeet kune do, judo, karate kyokushinkai, muay thai, sanshou, dan tae kwon do. Yang terpenting saat melakukan MMA adalah stamina, kecepatan, kekuatan, kelincahan, dan fleksibilitas.
Walau terkesan sangat bebas, namun MMA tetap melarang gerakan-gerakan tertentu. Beberapa gerakan ilegal itu adalah serangan ke arah belakang kepala dan tulang punggung, serangakan ke arah sendi kecil, melempar lawan ke luar ring, mendengkul lawan yang telah terkapar, mencolok mata, dan lain-lain. Saat mengikuti kompetisi pun petarung diwajibkan untuk memakai pelindung gigi, pelindung kunci paha, dan sarung tangan tinju khusus MMA. Tentunya hal ini bertujuan untuk melindungi petarung dari cedera serius.
Di Indonesia sendiri, MMA udah mulai menunjukkan geliatnya sejak tahun 2002. Saat itu, salah satu stasiun televisi swasta rutin menayangkan ajang tarung MMA internasional. Namun, antusiasme masyarakat terhadap MMA kian memuncak saat ONE Fighting Championship (ONE-FC) masuk ke Indonesia pada tahun 2011 dan 2013. Beberapa praktisi MMA ternama asal Indonesia, seperti Max Meltino, Vincent Majid, Brianata Rosadhi, dan Vincent Latoel turut berpartisipasi di ONE-FC. Dan nggak hanya sekedar mengirimkan perwakilan, Indonesia juga sempat menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kompetisi bergengsi tersebut.
Nah, kalau selama ini lo mengidamkan kebebasan dalam pertarungan, MMA adalah jawabannya. Tapi, bebas bukan berarti brutal dan nggak terkontrol, ya, Urbaners! Tetap bersikap profesional terhadap semua jenis bela diri yang lo lakukan.