Festival Jazz Terbaik! Dari Java Jazz Hingga Prambanan Jazz
Apakah lo tahu, Urbaners, di Amerika Serikat ternyata festival jazz pernah mengalami pasang surut lho. Setelah perang dunia kedua, jazz mengalami perubahan yang cukup besar, istilah free jazz dan fusion jazz muncul di era ini. Efeknya juga cukup lumayan, jazz mulai digemari oleh banyak kalangan, apalagi muncul jazz-rock fusion di saat era rock n roll begitu booming. Baru setelah itu festival jazz mulai bermunculan.
Dalam sejarahnya, festival jazz di Amerika Serikat pernah diselenggarakan pada 1930-an di Los Angeles. Kemudian di tahun 1938 ada festival kecil di New York yang diikuti 20 grup musik jazz di sana. Puncak dari festival jazz pertama di Amerika Serikat adalah New Orleans Jazz and Heritage Festival di New Orleans, tempat di mana jazz pertama kali muncul di Amerika Serikat. Festival tersebut merupakan festival jazz tertua di Amerika Serikat yang diselenggarakan di tahun 1970.
Sampai sekarang pun New Orleans Jazz and Heritage Festival menjadi festival jazz terbesar di dunia. Diselenggarakan selama 7 hari, ribuan musisi jazz ini tampil dengan genre jazz yang bermacam-macam. Pada tahun 2017 kemarin, total ada 12 panggung yang ada di New Orleans.
Di Indonesia, festival jazz juga mempunyai sejarah dan fakta yang unik. Java Jazz Festival yang diselenggarakan di Jakarta boleh dibilang menjadi barometer festival jazz di Indonesia. Potensi pasar yang ada di Java Jazz Festival ini melahirkan banyak sekali festival jazz besar di daerah lain. Nah, di dalam artikel kali ini akan dibahas apa saja festival jazz terbaik yang ada di Indonesia. Simak, ya.
Jakarta International Java Jazz Festival
Diselenggarakan pertama di tahun 2005, Jakarta International Java Jazz Festival sudah berhasil menyedot sekitar 35 ribu penonton dari Indonesia maupun dari luar negeri. Dengan tema pertama adalah Bring the World to Indonesia, guest star pertamanya adalah James Brown, salah satu penyanyi jazz dan funk music terkenal di Amerika Serikat. Penonton Java Jazz 2005 tersebut boleh dibilang sangat beruntung bisa melihat James Brown, karena sangat disayangkan James Brown meninggal dunia di tahun 2006.
Sekarang Java Jazz Festival sudah memasuki tahun ke-13 dan menjadi salah satu festival jazz wajib didatangi bagi para penggemar jazz di seluruh dunia. Pada tahun 2018 kemarin, Java Jazz Festival kedatangan Goo Goo Dolls, Avery*Sunshine, Incognito, Lauv, dan puluhan penyanyi papan atas dari Indonesia. Jadi ,buat lo yang merupakan penggemar jazz sejak lama, lo harus menyempatkan untuk datang ke Java Jazz Festival minimal 1 kali.
Jazz Gunung Bromo
Festival jazz terbaik selanjutnya adalah Jazz Gunung Bromo. Lo bisa membayangkan bagaimana nikmatnya melihat festival jazz di lereng gunung dengan diiringi musik yang sangat syahdu, bukan? Yup, Jazz Gunung Bromo merupakan salah satu festival musik jazz terkenal di Indonesia. Sudah diselenggarakan sejak tahun 2009, Jazz Gunung Bromo selalu konsisten menampilkan festival musik jazz dengan line-up beragam.
Pada tahun 2018 kemarin, Jazz Gunung Bromo menghadirkan Tohpati, Andre Hehanusa, Barasuara, dan Endah N Rhesa. Menariknya, Jazz Gunung Bromo setiap tahunnya pasti akan mengajak musisi lokal untuk bermain di sini. Tujuan utama dari Jazz Gunung Bromo adalah membawa musik jazz kepada para penduduk lokal dan juga menjadi panggung untuk musisi lokal yang mempunyai potensi besar.
Jazz Atas Awan Dieng
Sama seperti Jazz Gunung Bromo, festival Jazz Atas Awan Dieng ini juga dilaksanakan di lereng gunung. Bedanya adalah Jazz Atas Awan Dieng ini merupakan serangkaian acara dari Dieng Culture Festival, yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1997. Sebenarnya nama Dieng Culture Festival ini baru ada di tahun 2010, tetapi sebelumnya sudah diselenggarakan dengan nama Pekan Budaya Dieng.
Untuk lo yang nggak hanya ingin sekadar melihat sebuah festival jazz, lo bisa masukkan Jazz Atas Awan Dieng ini ke daftar paling atas. Lo bisa melihat Ruwatan Pemotongan Rambut Gimbal yang merupakan sebuah ritual memotong rambut untuk membuang sial, malapetaka, dan marabahaya. Fenomena rambut gimbal ini sampai sekarang masih menjadi hal yang unik di Dieng karena anak-anak di Dieng ini rambutnya menjadi gimbal dengan sendirinya.
Selain ruwatan tersebut, ada lagi Festival Lampion, Festival Film Dieng, Camping, dan rangkaian festival budaya lainnya. Untuk lo yang sudah berkeluarga, rangkaian Dieng Culture Festival ini bisa menjadi solusi bagus untuk menghabiskan liburan di akhir pekan. Pada Jazz Atas Awan Dieng 2018 kemarin, line-up-nya antara lain Wedding Jahe, Logging in The Deep, Best Friend Project, Tjuk Nyak Deviana, dan Hiroaki Kato.
Ada tips untuk lo yang pertama kali ke Dieng Culture Festival atau ingin melihat khusus Jazz Atas Awan. Lo harus membawa jaket tebal, sarung tangan, dan kaos kaki, ya. Di Jazz Atas Awan Dieng 2018 kemarin, suhunya bisa mencapai 1-2 derajat, lho. Bahkan ada beberapa penampil yang jam acaranya dimajukan karena suhu yang terlalu dingin.
Ubud Village Jazz Festival
Berbeda dengan Java Jazz International Festival, Ubud Village Jazz Festival ini mempunyai konsep dengan lingkup yang sangat kecil. Biasanya setiap tahun akan diisi oleh sekitar 20 hingga 30 penampil selama 2 hari. Panggungnya pun hanya ada 3 dengan ukuran yang nggak terlalu besar. Yuri Mahatma, musisi sekaligus komposer, bersama Anom Darsana membuat konsep Ubud Village Jazz Festival dengan lingkup yang kecil agar para penonton bisa nyaman menonton.
Menariknya lagi dari Ubud Village Jazz Festival adalah sejak pertama kali diselenggarakan di tahun 2013, konsepnya masih nggak berubah. Para founders nggak hanya ingin para penontonnya hanya larut dalam alunan musik jazz, tetapi juga bisa menambah edukasi mengenai musik jazz secara umum. Di Ubud Village Jazz Festival, lo bisa ikut workshop yang juga diselenggarakan oleh panitia.
Pada acara Ubud Village Jazz Festival yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2018 kemarin, ada beberapa line-up keren seperti MLD JAZZ PROJECT SEASON 3, Fossile 3, Tiyo Alibasyah, Ade Ish Trio, Jeko Fauzy Nusatiga, dan Idang Rasjidi Syndicate. Dari line-up-nya memang agak kurang familiar, tapi jangan khawatir mengenai kualitas para penampilannya, Urbaners.
Prambanan Jazz International Music Festival
Berbeda dengan festival jazz sebelumnya, Prambanan Jazz International Music Festival ini bisa dibilang yang paling muda di antara daftar di atas. Prambanan Jazz ini baru dilaksanakan pada tahun 2015 kemarin dan sudah memasuki tahun ke-4 pada gelaran 2018 kemarin. Walaupun terbilang masih baru, Prambanan Jazz memiliki perkembangan yang sangat besar. Hanya butuh waktu 1 tahun, di tahun 2016 kemarin Prambanan Jazz sukses mendatangkan Boys II Men dan berhasil menyedot sekitar 20 ribu penonton.
Untuk Prambanan Jazz 2018 kemarin, bintang tamunya juga sangat istimewa, Urbaners. Ada penyanyi wanita legenda jazz Diana Krall dan juga boyband Boyzone. Musisi lokal juga bertaburan, ada Dewa 19, Stars and Rabbit, Tulus, Tohpati, Barasuara, Glenn Fredly, dan masih banyak lagi.
Itulah kelima festival jazz terbaik yang ada di Indonesia, Urbaners. Dari semua festival di atas, lo bisa melihat dan memilih apa saja tema festival jazz yang cocok untuk lo kunjungi. Bagaimana, sudah menentukan pilihan untuk mengunjungi festival jazz mana di tahun depan?