Dewa Budjana Merilis Zentuary di Tebing Breksi
I Gede Dewa Budjana, salah seorang gitaris paling penting di industri musik jazz Indonesia, merilis album terbarunya, Zentuary, lewat sebuah pertunjukan yang sangat megah di Jogjakarta.
Tebing Breksi, sebuah kawasan wisata di dekat perbatasan kota, menjadi saksi bagaimana Budjana mempresentasikan album barunya kepada publik. Kawasan yang sangat cantik itu, menjadi tuan rumah yang baik.
Ada yang tidak biasa sekaligus bikin deg-degan, Jogjakarta diguyur hujan sejak siang hari. Dengan sendirinya, itu mengganggu persiapan yang telah dirancang. Padahal, panggung telah berdiri sejak beberapa hari sebelumnya dan nyaris tidak ada halangan cuaca yang berarti. Hujan yang bervariasi volume kencangnya itu, benar-benar menggoda ketabahan semua orang yang terlibat di pertunjukan itu, mulai dari penonton sampai penyelenggara.
Ketika akhirnya ia reda, sekitar pukul delapan malam, seluruh kru panggung bekerja ekstra keras untuk mengeringkan panggung dari sejumlah genangan air. Alat-alat yang sudah diset dites kembali. Semuanya tersedia kembali untuk dimainkan pukul sembilan malam.
Budjana tidak banyak mengambil jeda. Ia memulai dengan tingkat kerapatan permainan yang dahsyat. Membuat sekitar lima ratus orang yang datang khusus untuk menyimak lagu-lagunya. Dengan sepuluh album di dalam katalog pribadinya, tentu menyusun sebuah repertoire yang komplit, bukanlah sebuah persoalan yang sulit. Ada banyak pilihan untuk membangun sebuah pertunjukan yang baik.
Malam itu, ia membiarkan gitar menjadi pusat perhatian. Musik jazz telah akrab sejak dulu kala dengan namanya. Itu yang dihadirkan, kesederhanaan itu menjadi aktor utama. Band pengiring yang personilnya banyak juga tidak main-main. Kebanyakan dari mereka adalah nama-nama yang sudah wara-wiri di industri jazz Indonesia.
Total, Budjana memukau orang selama dua setengah jam. Waktu seolah berjalan super cepat. Tidak terasa. Suasana jadi makin epik karena serangan kabut menjelang semua orang di ujung acara. Begitu juga dengan rintik hujan yang kembali datang.
Salah satu highlight terbaik di pertunjukan itu adalah ketika Budjana memimpin bandnya memainkan Gangga, sebuah single dari tahun 2011 yang aslinya menampilkan Sophia Latjuba pada vokal. Kali ini, ia mengundang Sruti Respati dan Cabrini Asteriska dari Barasuara untuk mengambil porsi itu. Sruti bersenandung, Asteriska menyanyikan sepotong bagian yang berisi lirik kontemplatif dari lagu itu.
Rasanya kenangan akan pertunjukan ini bertahan lama. Ada alasan penting kenapa Budjana begitu penting untuk musik jazz di Indonesia. Pertunjukan ini baru saja menunjukannya.