Callind, Pesaing WhatsApp dari Kebumen
Beberapa waktu ini, aplikasi chatting populer WhatsApp sering sekali down mendadak. Buat lo yang mengandalkan WhatsApp untuk beraktivitas, hal ini jelas bisa mengganggu. Kalau lo memutuskan buat pindah aplikasi, sekarang adalah waktu yang tepat. Ini karena seorang wanita muda asal Kebumen berhasil menciptakan aplikasi chatting yang menjadi pesaing WhatsApp!
Calling Indonesia
Nama Callind sendiri merupakan singkatan dari Calling Indonesia. Aplikasi chatting ini memang dirancang buat menandingi aplikasi chatting dari luar seperti WhatsApp, LINE, atau KakaoTalk, Walau begitu, Callind hadir dengan keunikannya sendiri. Misalnya dengan menghadirkan informasi lalu lintas yang aktual buat para penggunanya.
Callind dirancang dan dikembangkan oleh wanita muda asal Kebumen, Novi Wahyuningsih. Seluruh proses pengerjaannya dilakukan oleh Novi sendiri meskipun ia sebenarnya nggak punya background pengembangan aplikasi. Meski begitu, aplikasi buatannya lolos uji dan sukses untuk berkirim pesan.
Diunduh 350 ribu orang saat diluncurkan
Aplikasi Callind diluncurkan secara resmi pada tanggal 21 April 2018 untuk memperingati Hari Kartini. Meski begitu, antusiasme masyarakat Indonesia untuk mencoba aplikasi chatting buatan dalam negeri membuat Callind diunduh 70 ribu user sebelum diluncurkan secara resmi. Jumlah tersebut terbilang tinggi untuk ukuran aplikasi chatting yang sudah punya pasar mapan.
Diharapkan jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai jutaan user. Novi juga mengharapkan aplikasi buatannya bisa digunakan secara masif di Indonesia, menggeser aplikasi buatan luar. Ia bercita-cita Callind bisa setara dengan WeChat yang merupakan aplikasi chatting tunggal di Tiongkok.
Masih perlu banyak perbaikan
Meski sudah disambut dengan antusiasme tinggi, ternyata Callind belum bisa memenuhi ekspektasi. Ini karena masyarakat sudah terbiasa dengan aplikasi chatting buatan perusahaan besar dengan tenaga ahli dan profesional. Hal ini sebenarnya wajar untuk sebuah aplikasi yang sedang dikembangkan. Callind jelas butuh beberapa kali proses trial and error.
Terlepas dari segala kekurangannya, terciptanya Callind sebenarnya merupakan gebrakan baru. Masih belum banyak pengembang di Indonesia yang tertarik dengan pasar aplikasi chatting karena memang sudah dikuasai nama-nama besar. Justru seorang wanita muda asal Kebumen yang nggak punya background soal developing aplikasi yang berani mendobraknya.
Semoga ke depannya Callind bisa semakin berkembang sesuai dengan cita-cita pengembangnya, Novi Wahyuningsih.
Source: Goodnewsfromindonesia.id