Bergandengan Tangan dan Tetap Kecil: Cerita Tujuh Tahun Ubud Village Jazz Festival
Anggapan bahwa sebuah festival itu harus gegap gempita dikikis pelan-pelan dengan upaya banyak pihak menciptakan pengalaman festival yang makin hari makin bervariasi. MLDSPOT mendukung banyak festival jazz di Indonesia. Dari ujung barat sampai ke timur. Satu hal yang pasti membuat sebuah festival jadi spesial adalah faktor lokasi.
Tidak semua lokasi bisa dibuat megah. Salah satunya adalah lokasi yang dimiliki oleh Ubud Village Jazz Festival. Selama beberapa tahun terakhir, festival jazz yang kecil ini diselenggarakan di beberapa bagian kompleks Arma Museum di Jalan Pengosekan, Ubud. Lokasi yang berada di bibir kota, benar-benar berhasil dihidupi oleh penyelenggara.
Kendati kecil, tapi setiap sudutnya penuh nyawa. Cerita Ubud Village Jazz Festival sendiri, dimulai oleh musisi Yuri Mahatma dan pegiat musik Bali, Anom Darsana. Konsistensi, adalah sesuatu yang coba dijadikan penyambung dari tahun ke tahun penyelenggaraan.
Sedari awal, festival ini sudah menganggap penting hal-hal yang bersifat lokal sebagai salah satu nilai lebihnya. Hal-hal standar, seperti tata suara, desain panggung, kualitas alat, dikejar untuk setara dengan level internasional. Sementara, keunikan Ubud dijadikan sebuah garapan yang terus menerus berkembang dari tahun ke tahun.
Seluruh pemangku kepentingan di kota itu, diajak terlibat untuk mengelola dan berkontribusi pada festival yang pelan-pelan menjadi hal penting di Ubud. Misalnya saja, sekarang, sudah banyak orang yang khusus mengagendakan datang ke Ubud untuk menyaksikan festival ini.
Hal unik yang merupakan adaptasi dari apa yang terjadi di Ubud adalah upaya nyata untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Bahkan, merchandise resmi festival yang berwujud totebag berukuran besar yang juga bisa berfungsi sebagai tas belanja dijual dengan harga yang sangat terjangkau untuk memfasilitasi kebutuhan orang membawa barang.
Melihat sekitar dan perkembangan lingkungan yang terus bergerak, membuat unsur otentik dari festival ini bisa dengan mudah terasa begitu menginjakkan kaki ke dalamnya. Menjadi kecil, adalah pilihan yang diambil dengan sadar. Niat untuk melibatkan hal-hal yang dekat dengan kota Ubud sebagai tuan rumah pun bisa diterjemahkan dengan baik.
Jangan heran kalau di masa yang akan datang, makin banyak orang yang datang untuk menyaksikan jazz yang beragam dan memberi pengalaman baru untuk penonton.