Alasan Justice League Gagal Total di Hollywood
Sebelum dirilis secara resmi, Justice League sudah cukup populer dan berhasil membuat para penggemarnya penasaran untuk segera menikmatinya. Film superhero asal Hollywood ini telah rilis sejak 15 November lalu di Indonesia. Namun, ada fakta yang cukup mengejutkan, lho. Justice League ternyata gagal bahkan di Hollywood sendiri. Kok bisa?
Kurangnya Pendekatan dalam Pengenalan Karakter
Sudah menjadi rahasia umum bahwa DC Comics dan Marvel seakan tak pernah berhenti bersaing untuk menyajikan film-film yang mengangkat tema superhero. Kalau lo sudah menonton Justice League, pasti tahu kalau di film ini enggak hanya ada Batman dan Wonder Woman, tapi banyak karakter baru yang muncul secara bersamaan seperti Flash, Cyborg, dan Aquaman.
Bisa jadi, kehadiran para karakter baru tersebut membuat para penonton kehilangan antusiasme mereka karena belum pernah ada pengenalan lewat seri-seri film sebelumnya. Berbeda dengan The Avengers yang karakternya sudah diperkenalkan satu per satu melalui film-film sebelumnya.
Terlalu Banyak Film Superhero yang Dirilis dalam Waktu Bersamaan
Di Amerika Serikat, Justice League dirilis bertepatan dengan momen Thanksgiving, saat beberapa film superhero lain juga yang masih tayang. Misalnya Thor: Ragnarok yang telah dirilis beberapa Minggu sebelumnya, dan The Punisher yang juga ditayangkan pada hari yang sama oleh Netflix.
Rekor Terburuk dalam Sejarah DC Comics
Dalam pekan pertama penayangannya, Justice League hanya mampu meraup pendapatan sebesar 94 juta dolar AS atau 1,27 triliun rupiah. Padahal, biaya pembuatan filmnya menghabiskan sekitar 4 triliun rupiah.
Pendapatan ini dinilai merupakan yang terburuk sepanjang sejarah DC Comics, karena film keluaran DC Comics lainnya lebih baik dari itu. Misalnya, Man of Steel yang berhasil meraup 116 juta dolar AS di pekan pertama, ataupun Wonder Woman sebesar 103 juta dolar AS dengan biaya produksi separuh dari Justice League.
Meski demikian, penyayangan Justice League di luar AS cukup mendapatkan respons yang positif, termasuk di Indonesia.
Source: hypebeast.com