6 Tokoh Ini Dapat Gelar Pahlawan Nasional 2019
Dalam rangka Hari Pahlawan 2019 yang jatuh pada tanggal 10 November, Presiden Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada 6 tokoh. Hal ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 120 TK 2019 yang ditandatangani pada 7 November 2019. Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada ahli waris di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Roehana Koeddoes
Sepupu dari H. Agus Salim ini merupakan pendiri dari surat kabar Sunting Melayu. Sebelumnya, beliau menekuni bidang jurnalistik melalui surat kabar Poetri Hindia. Roehana Koeddoes memiliki keinginan agar wanita di daerahnya memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih. Itulah kenapa jajaran direksi dan penulis di Sunting Melayu berasal dari kaum wanita.
A.A. Maramis
Sebagai Menteri Keuangan Indonesia yang kedua, A.A. Maramis berperan penting dalam perkembangan dan percetakan uang kertas yang pertama di Indonesia. Tanda tangan beliau bahkan tertera pada uang kertas tersebut. Nggak cuma itu, pria kelahiran 20 Juni 1897 ini juga merupakan anggota dari Panitia Lima yang dibentuk oleh Soeharto, presiden kedua Indonesia, untuk mendokumentasikan rumusan Pancasila.
Sarjito
Pria asal Magetan ini sangat berjasa dalam menciptakan vaksin untuk kolera, typus, dan disentri. Sarjito juga cukup aktif dalam organisasi Budi Utomo di Jakarta. Bersama dengan dokter Sanusmo, Prof. Sutarman, dan dokter Pudjodarmohusodo, Sarjito mendirikan Fakultas Kedokteran Republik Indonesia di Solo dan Klaten pada 5 Maret 1946. Saat ini, fakultas tersebut telah berkembang dan menjadi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
K.H. Masjkur
Perjuangan K.H. Masjkur dalam kemerdekaan Indonesia dilakukan beliau dengan bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA). Selain itu, beliau juga mengumpulkan pemuda Islam dalam laskar khusus untuk ikut turun seiring perobekan bendera di Hotel Yamato, Surabaya. Laskar ini jugalah yang turut melawan tentara Inggris yang marah setelah Mayor Jenderal Mallaby tewas.
Abdul Kahar Mudzakkir
Sempat menempuh pendidikan di Kairo, Mesir, Abdul Kahar Mudzakkir turut mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia di Timur Tengah. Melalui tulisan-tulisan di sejumlah surat kabar, pria asal Yogyakarta ini juga membawa nama Indonesia. Di samping itu, beliau juga terlibat dalam perumusan bentuk negara bersama sejumlah tokoh Islam.
Sultan Himayatuddin
Sultan Himayatuddin adalah seorang sultan dari kerajaan Buton, Sulawesi Tenggara. Beliau berperan dalam memutuskan untuk mengakhiri perjanjian antara Kesultanan Buton dan VOC. Bersama dengan rakyatnya, Sultan Himayatuddin merancang strategi di dalam hutan untuk melawan VOC. Perjuangan tersebut berhasil membuat VOC akhirnya keluar dari Buton.
Melalui caranya masing-masing, keenam sosok tersebut sudah berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Ikut senang rasanya melihat mereka mendapat gelar Pahlawan Nasional!