Selain dikenal dengan lagu-lagu bernuansa pop yang sukses merajai berbagai tangga lagu internasional, Taylor Swift juga berhasil membuat video klip yang menarik banyak penonton di YouTube. Baru-baru ini, Ratu Pop Internasional ini kembali merilis video klip salah satu lagu dari album terbarunya 1989.
Taylor Swift memang paling bisa mengambil momen untuk mempromosikan hasil karyanya, deh. Pada ajang Video Music Awards 2015 yang diadakan oleh MTV pada tanggal 30 Agustus 2015 lalu, Taylor Swift menggunakan kesempatan tersebut untuk merilis video klip single terbarunya dari album 1989 yang berjudul Wildest Dream. Sehari sebelumnya, ia sempat memberi sedikit bocoran klip videonya melalui akun Twitternya.
Video klip Wildest Dream disutradarai oleh Joseph Khan, yang juga menduduki kursi sutradara pada pembuatan video klip Bad Blood. Dalam videonya, Taylor Swift beradu akting dengan Scott Eastwood. Ia juga mengubah warna rambutnya menajdi brunette, lho! Video klip ini juga menghadirkan jerapah dan singa, mengingat bahwa setting-nya adalah kehidupan Afrika.
Menuai Kritik
Setelah video klip Bad Blood dianggap meniru video klip girlband Korea 2NE1 yang berjudul Come Back Home, lagi-lagi video klip Taylor Swift menuai kontroversi. Kali ini, video klip dari lagu Wildest Dream bukan terkena kasus plagiarisme, melainkan dituduh rasis karena menggambarkan pandangan era kolonial warga kulit putih terhadap warga kulit hitam di Afrika.
Dalam video klip dengan setting kehidupan liar di Afrika tersebut, Taylor Swift berperan sebagai aktris Hollywood yang sedang menjalani proyek film dengan latar tahun 1950-an. Ia terlibat skandal dengan lawan mainnya di film itu. Matt Carotuneto, salah satu kritikus musik, menganggap bahwa video klip garapan Joseph Kahn ini menyuguhkan stereotip sikap kolonial orang kulit putih terhadap orang kulit hitam.
Seolah mengamini pendapat tersebut, melalui situs National Public Radio, James Kaaga Arinaitwe dan Vivian Rutabingwa menyebut Taylor Swift sebagai satu-satunya orang yang menggunakan benua Afrika sebagai latar belakang kisah romantis tanpa mengikutsertakan orang-orang Afrika. Mereka merasa terkejut karena tidak ada seorang pun dari pihak Taylor Swift yang berpikir ulang untuk memproduksi video tersebut.
Merasa gerah, Joseph Khan pun menanggapi berbagai kritikan itu melalui akun Twitternya. Ia mengatakan bahwa ada salah satu kru dalam pembuatan video klip Wildest Dream yang merupakan orang kulit hitam. Meski begitu, hingga saat ini Taylor Swift belum memberikan komentar apapun terkait dengan kontroversi video klipnya ini.
Duh, ada-ada aja masalahnya. Oh ya, di akhir videonya, Taylor Swift mengumumkan bahwa seluruh keuntungan dari video klip Wildest Dream akan didonasikan kepada sebuah yayasan lingkungan hidup bernama African Parks Foundation of America. Way to go, Swift!
Source: billboard.com
Comments