Siapa yang nggak mau buat dapat kesetiaan dari konsumen? Pasti semua pebisnis yang menjual produk atau jasa – menginginkan konsumennya loyal terhadap apa yang mereka tawarkan dan mereka jual. Namun, bagaimana mendapatkan kesetiaan itu?
Selain produk dan jasa yang lo tawarkan mempunyai kualitas yang tetap terjaga dengan baik, ada satu hal yang perlu lo ketahui juga, bro: membuat konsumen selalu dekat dengan produk atau jasa lo dan jadikan mereka seakan ‘rekan bisnis’.
Hal ini perlu lo lakukan agar konsumen memastikan kalau produk atau jasa yang lo tawarkan memang sesuai dengan kebutuhan mereka. Perlu lo ketahui bro kalau konsumen sudah berpikir kalau produk atau jasa yang lo tawarkan bukan kebutuhan mereka, mereka bakal langsung move on.
Oleh karena itu, segala produk atau jasa yang lo tawarkan – pastikan memang sudah sesuai dengan profil konsumen yang lo targetkan. Ini artinya juga lo mesti riset dulu – seperti apa konsumen yang lo inginkan, konsumen yang seperti apa yang bakal cocok sama produk atau jasa yang lo tawarkan, semuanya mesti matched, bro.
Memenangkan hati konsumen memang susah-susah gampang nih bro. Tapi tenang – ada hal yang bisa lo ketahui untuk bisa mendapatkan hal itu. Salah satu hal atau sistem yang bisa lo ketahui adalah sistem Direct to Consumer.
Jelas sekarang lo sudah penasaran nih sama istilah yang satu ini. Tenang bro – lo sudah berada di halaman artikel yang tepat buat mengetahui istilah di atas. Sekarang daripada lo makin penasaran, sila simak bahasan kali ini sampai habis buat tahu selengkapnya ya!
Apa Itu Direct to Consumer?
Credit Image: freepik.com
Istilah ini adalah sebuah sistem, bro – atau bahasa sederhananya adalah sebuah pendekatan atau cara untuk brand, atau produk serta jasa yang lo tawarkan untuk target konsumen. Apakah lo sudah paham kalau konsumen itu selalu ingin meminta lebih dan ingin merasa puas ‘sekarang juga’?
Nah, sistem atau pendekatan direct to consumer adalah cara yang bisa lo terapkan untuk ke tipe konsumen yang seperti itu. Hal ini terkait dengan dasar kalau konsumen tersebut sebenarnya sudah merasa cocok dengan produk atau jasa yang lo tawarkan.
Namun, mereka tetap meminta lebih – dengan imbalan, mereka akan setia dengan produk atau jasa yang lo jual ke mereka. Hal ini adalah celah yang bisa lo manfaatkan untuk mendapatkan terus retention atau keuntungan.
Lalu ada effort apa untuk memanfaatkan celah tersebut? Nah di sinilah sistem direct to consumer akan bekerja dengan baik, bro. Sistem direct to consumer biasanya menjadi sebuah usaha yang memang langsung benar-benar menghadapi si konsumen tersebut.
Credit Image: thrillist.com
Mengajak ngobrol, membicarakan banyak hal – perlakukan konsumen tersebut layaknya teman bahkan sampai ke ‘rekan bisnis’. Tanyakan ke mereka apa yang bisa lo tingkatkan sebagai pebisnis dari produk atau jasa yang ada.
Percaya atau nggak nih bro – konsumen bakal senang kalau dimintai feedback, lho. Misalnya untuk produk atau jasa yang sudah mereka senangi, mereka tentu ingin produk atau jasa itu terus terjaga kualitasnya – tanyakan kepada mereka bro, apa yang mereka mau dan yang mereka butuhkan.
Memang tidak semuanya bisa lo lakukan, tapi minimal lo mendapatkan insight secara gratis dari konsumen langsung. Well, satu hal yang jelas – lo perlu mempunyai tim yang mumpuni untuk benar-benar dekat berkomunikasi dengan konsumen.
Wah bagaimana nih bro? Dari segala penjelasan yang ada di atas – apakah lo sudah paham soal sistem direct to consumer? Kalau iya, dan sekiranya cocok dengan bisnis yang sedang lo jalani ini, lo bisa terapkan lho bro!
Feature Image – stocksy.com
Comments