Dengan kondisi persepakbolaan Indonesia berada di titik terendah, federasi kacau balau, di-banned FIFA setahun dan liga yang berjalan seadanya. Nggak satu pun media yang memprediksi bahwa Indonesia akan melaju sejauh ini dan seheroik ini. Melaju ke babak final dengan dramatis setelah mengalahkan vietman dengan agregat 4-3 sudah menghapus dahaga publik terhadap prestasi timnas, tampil di final!
Kalah secara persiapan dan kalah secara teknik dari Thaliand lawan di final AFF 2016, ternyata timnas Indonesia membalik semua prediksi media dan berhasil tampil gagah. Teerasil Dangda dan kawan-kawan ditekuk 2-1. Kekalahan pertama Thailand sepanjang AFF Cup 2016!
Kerja keras dan semangat pantang menyerah
Melawan Thailand dengan status juara bertahan dan segudang prestasi mengkilap, ternyata nggak membuat satupun pemain Indonesia yang ciut nyali. Thailand memang unggul lebih dulu lewat Teerasil Dangda yang bebas tak terkawal di dalam kotak penalti, sundulannya membuat Thailand unggul 0-1 atas tuan rumah.
Cederanya Andik Vermansah membuat para suporter dan masyarakat Indonesia sedikit lemas. Pasalnya Andik adalah pemain kunci, kecepatannya dan pengalamannya bermain di Liga Malaysia tentu akan banyak membantu. Tapi ternyata semua itu nggak masalah, sama sekali. Hanya dalam tempo 5 menit, Indonesia berhasil membalikkan keadaan lewat tendangan deflected Rizky Pora dan sundulan super Hansamu Yama.
Berjuang sampai akhir di Thailand
Format final AFF 2016 yang berlangsung 2 leg membuat Thailand diuntungkan. Apalagi gol Teerasil Dangda membawa angin segara kepada Thailand yang hanya butuh kemenangan 1-0 untuk merebut piala AFF 2016. Tetapi bukan Indonesia jika datang untuk kalah, jika datang hanya untuk dijadikan bulan-bulanan oleh Thailand.
Faktor suporter yang gila-gilaan (per 15 Desember 2016, tiket away sudah habis), pemain yang pantang menyerah dan tentu faktor magis Alfred Riedl harus diwaspadai pemain Thailand. Jika di awal turnamen harapan juara hanya berani diucapkan di dalam hati,
Comments