Taman Candi Prambanan, nampaknya ketagihan. Setelah beberapa waktu lalu menjadi tuan rumah untuk Prambanan Jazz Festival, akhir pekan kemarin bergulir pula Prambanan Heritage Jazz Festival.
Di penyelenggaraan yang pertama ini, Prambanan Heritage Jazz Festival, menghadirkan banyak nama yang paten untuk sebuah festival. Dari sisi line up, bisa dibilang, mereka punya komposisi yang baik.
Nama-nama model Simak Dialog, Indro Hardjodikoro, Tohpati & Ethnomission, Idang Rasjidi, Erwin Gutawa serta Harvey Malaiholo ada di deretan pengisi acara. Penyanyi muda Monita Tahalea juga turut serta.
Venue juga tidak main-main. Kawasan Candi Prambanan yang berlabel UNESCO Heritage Site, tentu bukan venue yang sembarangan. Ia cantik. Terutama ketika sore datang menjelang malam.
Sepanjang hari, pada Minggu, 23 Oktober 2016 kemarin, Prambanan Heritage Jazz Festival menggelar musik sejak siang hari sampai menjelang tengah malam. Lewat tiga panggungnya, musik mengalun kencang.
Persebaran pengisi acara yang bergantian main di tiga panggung nampak menarik. Tapi sayangnya, jarak yang terlalu dekat antar satu panggung dengan panggung yang lain menjadi kendala yang lumayan mengganggu. Terlebih, susunan jadwal yang berbarengan pada akhirnya membuat masing-masing panggung seolah adu kencang.
Setiap jeda lagu, pasti ada bocoran suara yang keluar dari panggung yang lainnya.
Beruntung, band-band menarik yang main bisa menjadi pelipur lara dari persoalan teknis tersebut. Simak Dialog yang membuka kembali festival setelah break maghrib, misalnya. Dengan formasi baru, salah satu band jazz paling konsisten di Indonesia ini, bisa mengundang orang untuk setia menyaksikan set mereka dimainkan.
Idang Rasjidi yang komunikatif juga memberi warna khusus untuk festival ini. Ia seolah tidak menganggap serius persoalan teknis yang membuatnya harus adu kencang dengan panggung lain. Lanjut saja, musik harus tetap dimainkan.
Di panggung lain, Erwin Gutawa juga menanggapi halangan teknis itu dengan canda. “Kita lanjut terus ya?” tanyanya tanpa perlu dijawab oleh penonton.
Ada banyak ruang untuk dikembangkan dari festival ini. Tidak apa, toh, ini baru pertama kali diselenggarakan. Masa depan, selalu berasal dari perbaikan masa lalu, bukan?
Comments