Mungkin bagi lo graffiti hanya sekedar gambar di tembok, tetapi tidak untuk Gardu House. Sebuah wadah komunitas graffiti ini memiliki suatu makna penting dari sebuah gambar, entah mengekspresikan perasaan ataupun menyampaikan pesan dengan caranya sendiri. Selain itu, mereka juga kerap kali berkolaborasi dengan komunitas lain seperti komunitas sepatu, motor dan lainnya. Nah, pada kesempatan kali ini Gardu House juga akan ikut andil dalam pembuatan Art & Sound Experience bersama Handoko Hendroyono, Urbaners! Kira-kira apa ya yang mereka lakukan pada art instalasi ini?
Apa itu Gardu House?
Berangkat dari komunitas graffiti & street art yang berkembang menjadi space kolektif untuk para pecinta graffiti memamerkan karya-karyanya, berjualan dan juga memproduksi karya. Awal mula pada tahun 2010 Gardu House hanya sebuah nama tongkrongan suatu kelompok mahasiswa yang berkembang menjadi komunitas dan sekarang bisa dibilang role model para komunitas graffiti lainnya di seluruh Indonesia.
Tidak hanya menggambar di jalanan, Gardu House juga memiliki banyak aktivitas seperti memproduksi pameran, workshop dan ada juga project tahunan yang bernama Street Dealin Festival setiap Desember. Acara ini tidak hanya mencakup seluruh Indonesia melainkan South East Asia. Nama Gardu House memang sudah tersohor diantara komunitas-komunitas graffiti. Bahkan base camp Gardu House selalu terbuka 24/7 untuk siapa saja yang mau berkunjung.
Kolaborasi perdana dengan Handoko Hendroyono
Bisa dibilang ini kolaborasi yang cukup unik. Saat pertama kali Gardu House ditawarkan project tersebut, cukup bertanya-tanya apa ya yang akan dilakukan. Dan saat diberitahu bahwa mereka akan membuat art instalasi yang menyerupai suatu wahana, otomatis mereka sangat excited akan hal tersebut. Apalagi saat mengetahui konsep dan media yang akan digambar, merupakan hal baru untuk Gardu House.
Andil Gardu House di Art & Sound Experience
Nantinya, Gardu House akan menggambar pintu masuk Art & Sound Experience yang merupakan kaca cukup besar berkolaborasi dengan Handoko. Tidak hanya itu, flooring art instalasi ini juga akan digambar oleh Gardu House sesuai dengan tema besarnya. Akan ada juga vinyl-vinyl yang digambar sengaja tidak selesai dan mempersilahkan audience meneruskannya.
Part yang paling menantang di Art & Sound Experience
Meskipun bisa dibilang menggambar adalah makanan sehari-hari mereka, tetapi art instalasi ini cukup menantang karena ada sebuah narasi pada gambar tersebut yang akan menceritakan transisi zaman nggak cuma dari dunia musik tetapi juga lifestyle, momen ataupun issue tahun 1960 sampai 1990-an dan harus menyajikannya untuk masa yang akan datang (sekarang). Karena graffiti basanya merupakan ekspresi dari artist-nya tapi kali ini harus membuat suatu visual cerita yang harus tersalurkan oleh para pengunjung.
Ditambah lagi perbedaan segi teknik Gardu House dan Handoko. Gardu House yang terbiasa menggunakan cat semprot dan Handoko yang menggunakan marker atau kuas. Tantangannya adalah menggabungkan gambar dengan teknik yang berbeda tersebut agar nge-blend dan menjadi suatu kesatuan.
Harapan Gardu House tentang instalasi Art & Sound Experience
Gardu House memiliki harapan tersendiri terhadap art instalasi ini, mereka ingin hasil karya tersebut tidak hanya ada di event Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018 saja, tetapi juga ke ruang publik sehingga lebih banyak yang bisa menikmatinya dan nantinya akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap graffiti.
Comments