Christine Hakim, Dian Sastrowardoyo, Mira Lesmana, Widyawati hingga Atiqa Hasiolan adalah sederet nama perempuan di dunia perfilman Indonesia. Bagaimana dengan Titie Said?
Urbaners yang kerap bolak balik menonton film di bioskop pasti tak asing dengan nama Titie Said. Nama dan tanda tangannya kerap muncul dalam pernyataan Lembaga Sensor Film, sebelum film diputarkan. Bahkan ada celoteh, “Ssttt jangan berisik, Titie Said-nya dah muncul tuh”, saat logo LSF muncul di layar bioskop.
Titie perempuan paling berpengaruh menentukan nasib film Indonesia atau film impor layak tidaknya dinikmati rakyat Indonesia di era 2000 hingga 2011. Di kalangan perfilman Titie dikenal sangat keibuan dan sangat teliti dalam menyeleksi film. Titie bahkan tak segan-segan memanggil sutradara atau produser film Indonesia.
Pekerjaan ibu Titie ini pasti membuat iri Urbaners. Sebab beliaulah orang pertama yang bisa menonton film itu secara utuh sebelum melalui proses sensor. Maka tak salah jika Titie dijuluki Ratu Film. Majalah Tempo menyebut, Titie sebagai penemu kata “ciuman plintir”. Yang dimaksud ciuman plintir itu sendiri adalah adegan ciuman bibir dengan gambar close up dan durasi lama. "Saat menyensor film, beliau suka berkata, ciuman plintir itu, potong..potong," kenang seorang kolega.
Titie memulai kariernya di perfilman sejak 1973, ketika novel pertamanya difilmkan. Sebagai seorang penulis, Titie kerap aktif di LSF hingga akhirnya dipercaya menjadi ketua LSF pada 2000 hingga akhir hayatnya tahun 2011.
Titie merupakan novelis yang telah melahirkan puluhan judul novel terkenal seperti Jangan Ambil Nyawaku (1977), Reinkarnasi, Fatima, Ke Ujung Dunia, dan Prahara Cinta (2008). Sedangkan kumpulan cerita pendeknya adalah Perjuangan dan Hati Perempuan (1962).
Novelis kelahiran Bojonegoro tahun 1935 ini pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1959. Tamat kuliah, Titie memulai karir dengan menjadi wartawan di Majalah Wanita, pada 1965. Titir juga aktif menulis di Majalah Kartini dan Famili. Kefasihannya menulis sudah terlihat sejak Titie di bangku SMP dan dijuluki “pelamun kecil”.
Jadi tak salah kan, jika Titie Said disebut Ratu Film di Indonesia. Karena banyak film yang mungkin Urbaners tak bisa nikmati lantaran tak lulus sensor, Titie Said telah menontonnya. Versi uncut lagi.
Source:
http://inarciss.blogspot.co.id/2007/11/titie-said-ratu-film-indonesia.h…
Comments