Mungkin ngeliat temen-temen lo sharing di media sosial tentang kebahagiaannya itu hal yang udah biasa. Tapi kalo share tentang kesedihan, biasanya lo bakal bersikap gimana nih, bro? bakal simpati atau malah lebih buat di swipe away aja?
Biasanya orang share kesedihan di media sosial karena ada yang nge-trigger nih bro, bisa lagu, bisa kejadian yang di alamin, atau sekedar dia lagi pengen berbagi aja. Ternyata – fenomena berbagi kesedihan ini sekarang jadi strategi Marketing loh bro!
Semua berawal dari orang-orang yang udah ga malu lagi buat nge share tentang hal yang seneng-seneng aja. Di ranah psikologi, orang emang seneng ngebagiin sesuatu ke orang lain yang memancing untuk menarik simpati, contohnya dengan berbagi kesedihan ini.
Hal ini ternyata dimanfaatin di dunia Marketing, bro. Pendekatan secara emosi dinilai jadi salah satu cara buat menarik audiens untuk tertarik dengan apa yang lo jual.
Komodifikasi kesedihan jadi salah satu cara buat menark audiens lewat emosi. Kalo lo penasaran seperti apa strategi Marketing ini, lo harus baca halaman ini sampai habis ya, bro – siapa tau bisa lo terapin juga di bisnis lo!
Level-up dari Marketing yang udah ada
Strategi ini dianggap menjadi strategi yang baru dan fresh buat para pelaku bisnis, bro. Marketing yang nunjukkin seneng-seneng doang dinilai udah terlalu ngebosenin. Salah satu produk yang berhasil dari strategi Marketing sadfishing ini yaitu sadvertising.
Strategi Marketing ini lebih menekankan produk yang dijual sebagai problem solver. Sekarang banyak iklan yang dibuat dengan pendekatan masalah yang lo alamin dan masalah lo selesai setelah make produk yang ditawarin
Keberhasilan dari strategi ini juga udah ga diraguin lagi bro – terlebih kalo orang yang ngeliat iklannya merasa relate dengan permasalahan yang dihadap, pasti langsung tertarik buat coba!
Pendekatan emosi lebih ngena di hati
Well – pendekatan ini juga ga selalu dapet respon yang baik. Ga sedikit juga ada yang justru risih dengan pendekatan ini dan memilih buat ga liat produk yang pake pendekatan ini. Meski begtu, ga bisa dipungkiri pendekatan yang mainin psikologi lebih menjual di masyarakat.
Dengan pendekatan yang ngebuat audiens merasa relate dengan yang permasalahan yang ditunjukin, secara ga langsung audiens merasa produk yang itu emang dibuat untuk orang-orang yang bernasib sama kayak dia.
Nantinya kalo lo udah ngerasain sendiri produk itu dan lo merasa claim dari yang dibilang itu benar, pasti deh produk itu jadi top of mind lo dan akan lo rekomendasiin ke sohib lo yang bernasib sama kayak lo!
Influencer juga punya peran penting!
Marketing sadfishing ternyata ga cuma iklan atau television commercial yang dapat pengaruh besar, tapi di digital Marketing juga bro!
Sadfishing di digital seringnya bakal melibatkan Influencer atau publik figur media sosial buat mendukung strategi ini. Influencer yang biasa dipilih yaitu Influencer yang punya masalah terkait dengan produk yang bakal di pasarin – yup, representasi produk sebagai problem solver lebih terasa di digital Marketing.
Biasanya, lo juga bakal lebih percaya sama produk kalo udah terbukti ada yang nyoba, nah inilah kenapa Influencer punya peran penting di sadfishing digital Marketing.
Lucunya, produk yang dijual lewat Marketing ini ga cuma produk yang bisa kita rasain secara fisik loh, bro. Beberapa musisi juga melakukan pendekatan ini dengan memproduksi musik yang sesuai dengan keadaan yang dialami sama pendengarnya – contohnya lagu dari penyanyi yang mencoba menguatkan diri psikologi pendengarnya dengan menciptakan lirik tentang kehidupan. Secara ga sadar, penyanyi tersebut udah menjual kesedihan para pendengarnya untuk jadi produk yang dia produksi dan dia jual – dan tentunya, si penyanyi dapat pujian setelah menciptakan lagu itu.
Strategi Marketing yang fresh ini ternyata ada plus-minus-nya juga ya, bro. Emang semua tinggal gimana bijaknya kita dalam ber-strategi. Meski menuai pro-kontra, strategi Marketing ini patut lo coba ya, bro!
Feature Image - gloucestershirelive.co.uk
Comments