Brand crisis sekarang ini nggak hanya banyak sentimen negatif yang ditujukan terhadap brand atau produk yang lo manage, bro. Brand crisis lebih besar dari hal itu. Akan tetapi, ada masalah pasti ada solusi. Sosial media bisa lo manfaatkan buat jadi senjata utama menyelesaikan brand crisis tersebut.
Seperti yang sudah diketahui bersama kalau sosial media adalah kemajuan teknologi yang membuat siapapun bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat. Bagaimana dengan kualitas informasinya? Hal ini perlu pengetahuan lebih untuk mengklasifikasikannya, bro.
Terlebih jika brand yang lo sedang manage mengalami krisis. Padahal mungkin lo sudah berhati-hati dalam menjalankan bisnis tersebut. Namun perlu lo ketahui juga bro kalau reputasi sebuah perusahaan bisa saja jatuh dengan begitu saja.
Nah, Sosial media bisa benar-benar lo manfaatkan di situasi seperti ini. Dengan penggunaan yang tepat dan maksimal, sosial media bisa jadi alat untuk mengatasi reputasi sebuah perusahaan yang jatuh karena fitur-fitur yang dimilikinya.
Ingat bro, dengan sosial media – banyak kalangan bisa dengan mudah untuk mendapatkan informasi. Walau informasi yang diterima tidak berkualitas malah cenderung salah atau sesat – tapi jika sudah terlanjur tersebar, tentu bakal membuat sentimen negatif terkait.
Terlepas dari hal-hal di atas – ada satu hal yang fundamental buat lo ketahui terlebih dahulu, yaitu bagaimana lo bisa mengetahui atau mengklasifikasi kalau perusahaan atau brand sedang terkena atau mengalami krisis?
Penyebab Utama Krisis di Sebuah Brand
Credit Image: threegirlsmedia.com
Kalau lo hanya melihat unggahan konten di media sosial yang bernadakan intimidatif serta negatif terkait brand atau produk dan jasa yang lo tawarkan – ada dua cara yang penting untuk lo mengetahui apa penyebabnya.
Cara pertama adalah evaluasi secara internal. Secara internal lo harus memeriksa kembali apakah ada kesalahan dalam strategi pemasaran atau strategi marketingnya. Misalnya, lo membuat campaign yang sebenarnya tidak bisa diterima banyak kalangan karena menyinggung beberapa pihak, atau cara komunikasi yang salah dan sebagainya.
Kemudian, cara kedua adalah memeriksa atau mengevaluasi perusahaan lo secara eksternal. Faktor dari eksternal ini bisa bermacam-macam, bro. Mulai dari kegagalan finansial, peraturan baru dari pemerintah, sampai bencana alam.
Pada intinya, di tahap ini – lo mesti melakukan investigasi yang mendalam di internal atau eksternal perusahaan atau brand yang sedang lo pegang ini. Setelah lo tahu persis apa penyebab utamanya, lo bisa mulai menyusun strategi komunikasinya untuk menjawab berbagai sentimen yang sudah terlanjur bersebaran bebas di sosial media.
Sebuah Strategi Dasar: Analisa dan Monitor Krisis Tersebut
Credit Image: baachu.com
Seperti yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya kalau lo sudah mengetahui apa yang membuat perusahaan atau brand yang lo bangun mengalami krisis – pastikan lo membentuk tim tersendiri untuk fokus menyelesaikan masalah tersebut.
Lo bisa memulai dari tim analis yang bertugas untuk menjadi jubir atau juru bicara soal sentimen apapun yang sudah tersebar bebas sebelumnya. Pastikan tim analis lo mengetahui bagaimana cara menjadi jubir yang baik dengan mempunyai karakter kuat serta nada dan pemilihan bahasa yang tepat untuk mengomunikasikan klarifikasi yang ada.
Begitu semuanya sudah berjalan, lo tetap mesti memantau hal ini. Itu sebabnya lo perlu tim yang bisa memonitor segala perkembangan yang ada. Pastikan kedua tim tersebut mempunyai kerja sama yang baik sehingga data laporan yang bakal lo terima bisa benar-benar dipertanggung jawabkan.
Strategi Serangan Balik: Influencer dan Pasukan Online
Untuk membereskan segala sentimen negatif yang ada, ada selain dari sisi perusahaan atau brand yang menanggulanginya – salah satu strategi komunikasi lainnya yang bisa lo terapkan adalah menggunakan influencer untuk ‘membersihkan sentimen’ yang ada.
Influencer-nya tentu yang bisa menjadi ‘penengah’ dari segala sentimen yang ada, bro. Lo bisa menghubungi mereka, beritahu apa yang terjadi dan jelaskan bagaimana tugasnya untuk membantu diri lo membuat citra atau persona positif brand kembali terbentuk dengan baik.
Tidak hanya influencer saja sih – beberapa aktivitas digital yang mempunyai dampak sosial yang positif juga bisa jadi salah satu strategi yang bisa lo terapkan. Misalnya, untuk beberapa produk yang berhasil dijual – sedikit keuntungannya bisa lo sumbangkan ke hal-hal sosial yang terkait.
Semua hal ini bisa lo lakukan menggunakan berbagai platform sosial media. Kalau perlu, buat materi dalam bentuk video yang bisa dipublikasikan di Youtube sehingga semakin efektif segala effort yang lo lakukan.
Well, bagaimana nih bro? Dari segala penjelasan yang ada di atas – apakah lo sudah paham soal menanggulangi brand crisis?
Feature Image – brand24.com
Comments