Status boleh anak zaman now, tapi nggak lantas dengan status “kekinian” lo jadi melupakan sejarah, Urbaners! Mau menambah khasanah tentang sejarah Indonesia lewat tempat-tempatnya, intip saja kegiatan Komunitas Historia Indonesia alias KHI.
Buat yang belum tahu, KHI adalah komunitas yang aktivitasnya adalah memperkenalkan sejarah, kebudayaan, pendidikan, dan pariwisata. Tujuannya nggak lain untuk membangkitkan nasionalisme yang salah satunya lewat napak tilas ke museum-museum yang ada di Indonesia.
Kecintaan pada Sejarah
Bagaimana komunitas ini bermula? Asep Kambali adalah sosok di balik KHI, Urbaners! Berawal dari hobi dan passion—secara pria berusia 39 tahun ini juga alumni jurusan Pendidikan Sejarah, Asep ingin membangun kecintaan akan sejarah pada masyarakat Indonesia.
Ketika KHI didirikan tahun 2003 lalu, jumlah anggotanya hanya 7 orang lho. Tapi di tahun 2019, anggotanya sudah mencapai lebih dari 20.000 orang di seluruh dunia.
“Sejarah itu bagian penting dari peradaban manusia, KHI ingin menumbuhkan kesadaran dan kecintaan akan sejarah dengan cara yang fun tapi edukasinya juga masuk,” kata Asep selaku founder dari KHI.
Cara fun yang diadakan oleh KHI adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang nggak hanya edukatif, tapi juga rekreatif. Misalnya nih, napak tilas ke situs sejarah atau museum sambil bercerita kepada peserta tentang kisah-kisah di balik bangunan tersebut.
“Penyampaiannya juga nggak monoton, peserta juga bebas bertanya dan berdiskusi, karena memang tujuan KHI menumbuhkan jiwa kritis. Jadi, peserta yang datang nggak hanya duduk diam, tapi hasrat kepo-nya terangsang dengan bertanya, mencerna, membandingkan, sehingga informasi yang didapat nggak hanya lewat, tapi terus nempel,” tambah Asep lagi.
Sejarah tapi Nggak Jadul
Walaupun judulnya museum dan sejarah, kemasannya nggak jadul. Hayo, siapa sih yang kepikiran bakal mendatangi museum saat malam hari? Di KHI, lo akan menikmati bermalam di museum. Sebagai catatan, wisata malam Kota Tua atau menjelajahi perkampungan bersejarah di Jakarta adalah sebagian dari kegiatan reguler KHI. Tuh Urbaners, biar cerita-cerita sejarah mengendap sempurna di pikiran, lo perlu menginap semalaman di museum, hehehe!
“Sasaran KHI nggak hanya anak-anak muda, generasi tua juga monggo. Banyak juga koq orang-orang tua yang join kegiatan KHI. Sejarah itu milik semua orang, ya terutama generasi muda sih, sebagai penerus zaman,” cetus Asep lagi.
Sejak berdiri dari 2003 sampai sekarang, KHI terus berinovasi. Perkembangan teknologi justru semakin mempermudah sosialisasi informasi mengenai sejarah. Kekinian jelas bisa digunakan sebagai kemasan untuk menarik massa.
Contohnya saja Festival Museum Enjoy Jakarta yang diadakan pertengahan Oktober 2019 lalu. Ada juga acara Ngonthel Amal, ngubek Jakarta lewat napak tilas Jejak Islam Tertua, serta Historical Clean Up Kota Tua yang menjaga kebersihan situs bersejarah. Menarik dan interaktif banget pokoknya!
Tantangan Era Kekinian
Sejatinya, perjalanan selama 13 tahun nggak selalu mulus. Ada saja tantangan tersendiri. Kalau bisa dibilang, di era kekinian saat ini, perkembangan sosial media yang semakin pesat ternyata juga mencetuskan masalah baru.
“KHI memiliki tanggung jawab moral terhadap kebenaran pemberitaan media atas suatu peristiwa sejarah. Misalnya seperti di tahun 2016 ketika uang Rupiah baru diluncurkan dan timbul banyaknya hoaks seperti ada yang memprovokasi terkait agama para pahlawan,” cerita Asep.
Di sinilah KHI berperan memberikan pandangan bahwa para pahlawan yang berjuang bagi bangsa nggak mempermasalahkan latar belakang agama, ras, dan suku bangsa. Mereka semua sama-sama memiliki cita-cita yang luhur, yaitu kemerdekaan Indonesia.
“Perkembangan teknologi memang baik, tapi kalau yang diangkat adalah sesuatu yang membuat perpecahan, kan jadinya nggak baik. Peran komunitas adalah untuk menggandeng masyarakat untuk berpikiran positif dan nggak fokus pada hal-hal yang nggak penting dan belum tentu benar,” tambah Asep.
Sebelum menutup percakapan, Asep sempat bercerita mengenai KHI yang dalam waktu dekat ini akan membuat aplikasi. Sudah bisa ditemukan di Playstore, tapi masih belum final dan dalam proses penyempurnaan. Nantinya, di dalam aplikasi tersebut akan ada informasi seluruh museum di Indonesia dan informasi terkait sejarah dan event KHI.
“Dengan hadirnya KHI, kami ingin mencegah terjadinya amnesia terhadap sejarah bangsa di kalangan generasi muda karena untuk menghancurkan sebuah bangsa nggak perlu membombardir negara tersebut. Cukup hancurkan ingatan (sejarah) generasi mudanya," tutup Asep.
Penasaran ingin ikutan dengan kegiatan Komunitas Historia, yuk cek di Instagram-nya di @komunitashistoria!
Comments