Deretan mal megah sebagai destinasi jalan-jalan dan mencari hiburan barangkali nggak lagi terasa menarik buat lo yang doyan hal-hal baru. Kalau memang begitu adanya, mungkin lo perlu coba ikutan walking tour yang diadakan oleh Jakarta Good Guide, Urbaners!
Berjalan Kaki Menyambangi Tempat-tempat Bersejarah
Jakarta Good Guide menyediakan sejumlah rute berbeda setiap harinya, weekdays maupun weekend, yang bisa lo pilih dengan mendaftar lebih dulu di laman blog mereka. Rute yang tersedia di antaranya ada Chinatown, Old Town, City Center, Ereveld, Senja di Senayan, Skyscrapers, Oranje Boulevard, hingga Molenvliet.
Belum lama ini, MLDSPOT berkesempatan mengikuti salah satu tur dengan tujuan Museum Mohammad Hoesni Thamrin hingga Museum Sumpah Pemuda bersama 9 orang peserta lainnya. Perjalanan kali ini dipimpin oleh Huans Sholehan, salah satu pemandu dari Jakarta Good Guide, yang telah menanti kedatangan para peserta sejak pukul 08.45 WIB. Sebelum memulai tur, para peserta wajib registrasi terlebih dahulu.
Tur ini dimulai dari Museum Mohammad Hoesni Thamrin. Di halaman museum, tepatnya di depan patung M. H. Thamrin, Huans menjelaskan secara singkat perihal sejarah bangunan yang akan dikunjungi tersebut. Menurutnya, museum itu dulunya merupakan rumah milik M. H. Thamrin.
Dengan membayar tiket masuk seharga Rp5000, peserta berkesempatan menyaksikan berbagai peninggalan sejarah dalam museum tersebut. Puluhan foto jadul beserta perabot peninggalan M. H. Thamrin hingga replika berbagai kebudayaan Betawi dipajang di sana.
Selain berkenalan dengan peserta lain, lo berpeluang untuk sekaligus belajar sejarah selama tur, Urbaners. Sembari menyaksikan peninggalan sejarah yang ada, Huans menceritakan kisah-kisah yang ada di baliknya dengan begitu interaktif dan penuh keramahan.
Tanpa terasa, satu jam telah berlalu. Setelah puas berkeliling, tur berlanjut ke tujuan kedua, yaitu Museum Sumpah Pemuda. Sesuai namanya, walking tour, peserta bersama pemandu berjalan kaki dan oleh sebab itu, sebelum tur lo pasti diimbau untuk memakai sunblock maupun sunscreen dan membawa payung atau jas hujan.
Mengenal Sejarah dan Satu Sama Lain Lebih Dekat
Perjalanan sepanjang sekitar 1,4 km ke Museum Sumpah Pemuda ditempuh dengan beberapa kali berhenti di depan tempat-tempat bersejarah yang dilalui. Huans tentunya turut mengisahkan kisah sejarah yang berkaitan dengan tempat-tempat tersebut.
Sebuah bangunan bernuansa putih-hijau menyambut ketika peserta tiba di Museum Sumpah Pemuda. Tiket masuknya dibanderol hanya dengan harga Rp2000.
Nggak jauh berbeda dengan sebelumnya, Huans membawa para peserta berkeliling, menyaksikan peninggalan sejarah yang berada di Museum Sumpah Pemuda, sembari menceritakan kisah-kisah di baliknya.
Di sana, lo bisa menyaksikan rupa Jakarta zaman dulu--yang masih bernama Batavia--hingga momen-momen bersejarah yang diabadikan dalam bentuk foto maupun patung replika.
Sebagai penutup tur, Huans membawa para peserta ke kedai Baltic Es Krim yang terletak nggak jauh dari Museum Sumpah pemuda. Di sana, peserta semakin mengakrabkan diri satu sama lain dengan bercengkrama bersama sambil menikmati es krim bercita rasa khas tersebut.
Rupanya yang mengikuti rute kala itu bukanlah wajah-wajah baru. Sebagian besar mengaku telah beberapa kali mengikuti walking tour dan mengenal satu sama lain.
Lita, misalnya. Sejak Oktober 2018, tur yang diikutinya bersama Jakarta Good Guide nggak terhitung lagi berapa banyaknya. Ia ketagihan berjalan kaki menikmati tempat-tempat bersejarah di Jakarta sejak pertama kali mencoba.
“Hampir tiap Minggu aku ikut, kadang Sabtu juga ikut tur yang sore. Awalnya penasaran setelah lihat di Instagram. Ternyata seru banget. Menambah pengetahuan, teman, semuanya. Hampir semua rute kayaknya sudah aku coba,” tuturnya.
Salah satu peserta yang baru pertama kali mengikuti walking tour mengaku mengetahui Jakarta Good Guide dari seorang teman. Yessha, namanya. Ia tinggal di Surabaya, Jawa Timur, dan sedang menjalani pelatihan kerja untuk sementara di Jakarta.
“Ini pertama kalinya aku ikut. Mumpung di Jakarta, kan, mencoba yang nggak ada di Surabaya, daripada ke mal saja. Ternyata asyik juga,” ucapnya sambil tersenyum.
Selain bisa menyambangi tempat-tempat bersejarah dengan tiket masuk yang sangat murah, lo juga nggak harus mengeluarkan uang banyak untuk membayar jasa pemandu. Ya, Jakarta Good Guide menerapkan sistem pay as you wish, yang berarti lo bebas membayar sesuai kepuasan yang didapat selama tur berlangsung.
Mengadopsi Konsep Walking Tour di Luar Negeri sejak 2014
Bermula dari gagasan Farid Mardhiyanto untuk mengadopsi walking tour yang diikutinya di London, Inggris, dimulailah Jakarta Good Guide pada 2014. Kala itu, Farid menjalankannya bersama Candha Adwitiyo dengan rute Museum Nasional-Museum Gajah-Monas-Istiqlal-Katedral yang dinamai City Center 1.
Setahun kemudian, keduanya mengajak serta Huans dan Indra Diwangkara serta menambah sejumlah rute walking tour. Kini, Jakarta Good Guide telah memiliki total 10 pemandu yang seluruhnya telah tersertifikasi dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
“Kami, para guide, semacam terpanggil untuk memperlihatkan bahwa Jakarta itu sebenarnya menarik untuk dieksplorasi. Oke, Jakarta macet dan panas, tapi melalui tur dengan jalan kaki itu ada hal berbeda yang bisa didapatkan. Jakarta punya banyak cerita,” kata Huans.
Awalnya, hampir seluruh peserta walking tour Jakarta Good Guide berasal dari kalangan turis asing. Seiring berjalannya waktu, turis lokal mulai banyak yang berminat untuk menjelajah tempat-tempat bersejarah dengan berjalan kaki.
Walking tour saat ini telah diadakan secara rutin. Pada weekdays, tersedia jadwal dan rute yang sama setiap pekan. Sementara itu, rute pada weekend selalu diubah setiap bulan.
Jakarta Good Guide juga sesekali menambah rute baru. Dari tempat-tempat bersejarah yang tersedia, rute Cilincing, Chinatown, dan Old Town menjadi favorit para peserta.
Terjamin Bersama Guide yang Berpengalaman
Jakarta Good Guide berkomitmen penuh terhadap jadwal yang telah mereka buat. Jika yang datang hanya satu orang pun mereka akan tetap memandu walking tour. Menurut Huans, mereka nggak jarang juga memandu hingga ratusan orang dalam satu rute tur.
“Kami juga beberapa kali membawa sekitar 200 orang. Salah satunya di rute Skyscrapers. Kami berkumpul dan mengawali tur dari gedung Astra yang baru di Dukuh Atas. Dua minggu kemudian, kepala cabang Astra ikut tur kami bersama grup mereka. Itu cukup berkesan,” ujar Huans menutup perbincangan.
Ternyata seru banget, ya Urbaners! Nggak cuma bisa kenal orang baru dan menambah koneksi, tapi juga bisa makin kenal kota Jakarta tercinta. Kira-kira kapan nih lo ikutan tur seperti ini?
Comments