“Hidup memang keras makanya harus digebuk!”
Seperti itulah kesan yang bakal lo dapatkan saat ngobrol dengan Fran Noto. Bisa jadi karena profesinya sebagai “otak” sekaligus tour guide di provider traveling Piknik Nusantara, fotografer jurnalis dari 2009-2017, sampai akhirnya menjadi wirausahawan di bidang wedding organizer dan kuliner menuntut diri untuk “cair”.
Usaha @nyicipkue miliknya memang masih terbilang baru setahunan, namun customer sudah cukup intens memesan pastry di sini. Fran dan tim hampir menerima pesanan sekira 30-an box per minggu dan sudah ada di dua lokasi, yaitu Jakarta dan Surabaya. “Menjadi karyawan itu proses dimana gue bisa belajar banyak dan ngedapetin motivasi menuju posisi di atas karyawan,” demikian pengakuan Fran. Simak cerita perjalanan hidup arek Suroboyo ini di sini, yuk!
“Gue Pernah Merasa Berada di Bawah”
Ketika ditanyakan apa yang memotivasi Fran untuk menjadi wirausaha, mantan jurnalis Tempo ini bercerita kalau hidupnya pernah berada di bawah banget. Itu terjadi ketika ayahnya meninggal, saat dia baru masuk bangku kuliah.
Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Fran harus menggantikan posisi ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Sempat meninggalkan bangku kuliahnya, alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya ini menghabiskan satu tahun bekerja sebagai buruh kasar pabrik di usianya yang ke 19.
“Kira-kira uang udah cukup, gue lanjut lagi kuliah dan belajar fotografi di Jakarta sembari nyambi kerja sebagai fotografer dan desainer grafis,” ujar laki-laki berkacamata ini. Ketika ditanyakan, siapa sosok yang menginspirasinya, tanpa ragu Fran menjawab Bob Sadino.
“Orangnya sederhana, sedikit nyeleneh tapi pasti dan jelas,” demikian komentar Fran mengenai sosok Bob Sadino. Selain itu, tentu saja keinginan untuk membahagiakan keluarga dan menjadi mandiri serta berdikari memecut dirinya untuk tidak jemu bersemangat.
Dari Jalan-jalan ke Bikin Kue
Kalau dulu urusan dapur identik dengan perempuan, sekarang udah nggak lagi Urbaners! Sudah banyak chef laki-laki yang sukses membuat menu-menu makanan ajaib dan nendang di lidah, salah satunya adalah Fran.
Fran mempelajari ilmu masak-memasak secara otodidak yang pada akhirnya dikembangkan menjadi bisnis. Pun, ternyata kegemarannya memasak ini bermula dari kegiatan rutin naik gunung yang dilakoninya secara pribadi ataupun saat membawa rombongan trip. “Saya suka masak di gunung, feel-nya beda. Dari masak-masak di gunung, jadi suka masak di rumah, eh pas traveling ke Australia, beli produk susu dan keju, pacar gue nantangin, ‘Yang coba deh bikin kue pake bahan-bahan import ini’,” cerita Fran.
Ternyata keisengan ini berlanjut saat ia balik ke Jakarta di mana Fran mencoba membuat kue yang tipenya sama dengan bahan lokal. Memadupadankan resep akun social media food influencer mancanegara dan asli Indonesia, Fran menemukan rasa yang pas; creamy, lumer dengan tekstur yang renyah di luar namun lembut di dalam.
Dari sinilah insting wirausaha Fran bermain. Butuh tiga sampai empat kali testing untuk Fran menemukan rumusan rasa yang cocok di lidah dengan harga yang bersahabat. Komentar dan masukan dari teman-temannya yang sebelumnya sudah bekerja di ranah makanan dan kue juga sangat membantunya dalam merampungkan resep.
“Hidup Bukan Cuma Modal Passion Bro!”
Sekarang ini Fran menjalankan tiga usaha; pariwisata, patisserie, dan jasa fotografi event. Namun diakui Fran, bidang yang paling disenanginya adalah pariwisata. Menurut laki-laki berzodiak Gemini ini, menjalankan Piknik Nusantara menuntunnya pada ide-ide baru yang bisa dikembangkan menjadi lebih serius.
Apalagi memang Piknik Nusantara terbentuk karena kegemarannya jalan-jalan. Pengalamannya di dunia jurnalistik membuka koneksi Fran di berbagai daerah. Sudah berdiri sejak Juli 2015, Piknik Nusantara sudah mengakomodir perjalanan ke lebih kurang 33 destinasi di seluruh Indonesia.
Pun, ketika ditanyakan bidang usaha mana yang paling menantang, tegas Fran menjawab bidang usaha pariwisata. “Gue dan teman-teman pernah beberapa kali mengalami peserta tour yang sakit keras atau kecelakaan pas lagi jalan. Panik sih, cuma ya itu semua pengalaman baik dan buruknya jadi bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan kedepannya,” cerita Fran.
Sebenarnya, kalau ditilik-tilik, hampir semua lini ada pengalaman nggak enaknya. Ternyata dalam bidang jasa fotografi juga, Fran pernah tidak dibayar klien karena sang klien kehabisan dana setelah event. “Ya sudahlah, mau bilang apa lagi ya, diambil hikmahnya aja!” komentarnya.
Mengomentari quotes yang seringkali lo dengar: kerjakan apa yang disenangi atau kerja dengan passion, Fran mengaku nggak begitu setuju dengan pernyataan tersebut. Baginya, passion aja nggak cukup sebagai modal kesuksesan, terutama dalam hal berwirausaha.
“Skill, kemauan belajar yang tinggi, konsisten dan menjaga hubungan baik adalah hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung passion menjadi sebuah cita-cita yang lo inginkan,” cetus Fran.
Selain itu, dalam memilih wirausaha sebaiknya lo paham dulu apa yang mau dikerjakan dan bagaimana prospeknya. Jadilah “koki-nya” dulu, sebelum akhirnya mengajarkan ke tim, apa yang membuat lo cinta dan menyukai bidang tersebut, “Sama satu lagi sih, be yourself!” tutup Fran.
Comments