Scene musik jazz akrab dengan kualitas permainan yang mumpuni. Fakta mencatat banyak pelaku industri yang memang dilahirkan oleh kurikulum pendidikan musik yang baik. Jika ditambah dengan jam terbang yang makin sering, orang-orang yang berskill baik ini punya potensi akan menghasilkan penampilan panggung yang ok.
Tapi, tidak banyak yang sadar bahwa kacamata penonton yang menyaksikan permainan mereka akan punya efek berkali-kali lipat lebih besar apabila didukung oleh sistem tata suara dan tata lampu yang juga baik.
Keduanya, kalau dipadukan, akan mampu menghasilkan komposisi kolaborasi pengalaman yang seru dan lekat di dalam benak penonton untuk waktu yang lama. Karena menyaksikan penampilan live itu bukan hanya mengandalkan indera pendengaran layaknya mendengarkan cd di rumah. Pandangan visual dan komposisi rasa melengkapi pengalaman model begini.
Ajang Indonesian Jazz Festival (IJF) 2015 rasanya menyadari betul bahwa tata suara dan tata lampu punya peranan yang penting. Ibaratnya sepakbola, kedua elemen ini memegang kunci seperti supporter yang berteriak kencang apabila papan skor sesuai selera. Mereka, yang sering digadang-gadang sebagai orang keduabelas bagi sebuah tim sepakbola.
Di festival ini, nyaris seluruh tata suara dan tata lampu masing-masing penampil punya kualitas mendekati sempurna. Baik panggung kecil ataupun besar, semuanya diperhatikan dengan sangat teliti dan mendapatkan perlakukan sama.
Tidak heran pengalaman yang diberikan kepada penonton ada di kelas yang sama walaupun menyaksikan Yura di panggung kecil atau Be3 di panggung utama. Eksplorasi yang ada, hanya dibedakan oleh fasilitas minor seperti screen atau kekuatan tata suara yang memang harus lebih karena ukuran panggungnya juga berbeda.
Juara kelas untuk urusan ini adalah penampilan Be3 yang jadi berkali-kali lebih menarik dengan dukungan visual yang berhasil mencuri perhatian dan jadi elemen tersendiri. Keputusan untuk menggarap sisi ini, terbukti meninggalkan kesan yang lebih dalam pada orang-orang yang datang.
Penampilan-penampilan bermandikan cahaya berseliweran dan mudah ditemui di sepanjang festival. Begitu juga dengan langsamnya tata suara yang ajaibnya hanya diset kurang lebih 45 menit sebelum seorang penampil naik panggung. Sumber daya yang hebat juga mendukung tata suaran dan tata lampu yang harus diakui menjadi sisi menonjol festival ini.
Kalau dibuat perbandingan, bisa jadi, ini merupakan salah satu festival musik terbaik di Indonesia tahun ini kalau parameter ukurannya tata suara dan tata lampu.
Comments