Masa-masa ditahun 1990-an memang memiliki daya tarik sehingga sangat sulit untuk dilupakan. Bagaimana tidak, perubahan culture secara menyeluruh membuat semuanya tampak berbeda. Di Festival Mesin Waktu kemarin, para Urbaners berusaha mengenang dan kembali lagi ke masa analog tersebut. Moment dimana lo melupakan cepatnya pergerakan era and have a little throwback. Kenapa era keterbatasan ini tampak begitu spesial? Inilah pengakuan anak-anak 1990-an tentang masa kejayaan mereka.
Masa paling ideal Marcella FP
Era 1990-an dianggap sebagai masa peralihan antara analog dan digital bagi Marchella FP, masa yang paling idel untuk dihuni. Karena kita merasakan perkembangan berbarengan dengan teknologi, dan masa dimana semua pada porsinya, seperti anak kecil memiliki ponsel pada umur yang cukup atau permainan yang mengedukasi. Cara komunikasi dan mainan memang hal yang paling favorit Marchella FP pada masa itu. Surat-suratam atau menggunakan pager, yang notabene-nya membutuhkan usaha lebih, jadi nggak bisa bail secara mendadak dan lebih menghargai satu sama lain.
Saat disana semuanya seimbang bagi Yoshua Meyer
Era 1990-an merupakan masa tak terlupakan bagi salah satu ilustrator buku Generasi 90-an "Anak Kemarin Sore" ini, karena semua terasa sangat seimbang. Lo bisa main tapi tak se-digital sekarang, dan rasa persahabatan terasa sangat kental. Semua anak bermain dengan permainanan yang sama, tidak seperti milenials yang suka sibuk sendiri. Yoshua menyukai apapun tentang era 1990-an mulai dari musik, culture, film sampai ambience-nya. Sederhana tapi playful, itulah kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan era 1990-an. Bahkan ada kebiasaan yang sampai sekarang masih dilakukan, Yoshua mengaku dulu ia harus menonton film Jurassic Park setiap hari, dan sampai sekarang masih sering dilakukan oleh ilustrator satu ini.
Musik tak terlupakan bagi Base Jam Reunion
Pastinya lo masih inget kan band yang sangat hype di era 1990-an ini? Yap, Base Jam memang bisa dibilang anak 90-an banget, Urbaners! Di Festival Mesin Waktu kemarin saja mereka masih menggunakan outfit yang sama seperti pada masa kejayaannya. Bisa dibilang band satu ini nggak bisa move on dari era tersebut, karena menurut mereka hal-hal yang dilalui pada tahun tersebut merupakan kenangan yang paling manis, meskipun telah 20 tahun berlalu.
Era dengan nilai sosial tinggi bagi P Project
Berbeda dengan pendapat band lawak satu ini, yang selalu mencirikan Era 1990-an dimana anak muda sangatlah kreatif, sampai-sampai hafal semua iklan yang ada di televisi, mungkin karena kurang hiburan pada masa itu. Tapi hal tersebut tidak mengurangi kebahagiaan, nilai-nilai sosial yang membuat rasa kebersamaan lebih kental dan dimana dinamika musik sangat terasa. Kesulitan dalam berkomunikasi, membuat orang-orang lebih on time dan tidak membatali janji dadakan. Wajar saja era tersebut merupakan masa yang menjadi favorit P Project, karena mereka berkembang dan tumbuh saat itu, tapi kalau milenials pasti lebih suka masa sekarang karena mereka nggak merasakannya. "Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya", ujar Denny Chandra dengan bijak.
Memori patah hati tahun 1990-an Migdad
Menurut salah satu pengunjung Festival Mesin Waktu, Migdad asal Tanggerang Selatan, era 1990-an adalah dimana masa yang tak terlupakan, karena musik-musik mainstream pada saat itu banyak yang menjadi soundtrack patah hatinya. Bahkan Migdad sengaja masih menggunakan radio tape agar bisa mendengarkan lagu-lagu 1990-an dari kaset untuk reminiscing memori masa lampau.
Comments